Mengapa Sidang Isbat Selalu Digelar Tanggal 29 Setiap Bulan Hijriah?

11 Mei 2021 18:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim rukyatul hilal melakukan pemantauan posisi hilal di Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Tim rukyatul hilal melakukan pemantauan posisi hilal di Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penentuan 1 Syawal 1442 Hijriah pada Selasa (11/5). Hari ini juga bertepatan dengan 29 Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Belakangan ramai kabar Idul Fitri 1442 H jatuh pada 12 Mei 2021. Isu ini muncul mengacu pada penyelenggaraan sidang isbat yang digelar pada hari ini. Padahal belum tentu hilal terlihat saat sidang isbat digelar
Lalu, mengapa penyelenggaraan sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 di setiap bulan hijriah?
Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya mengatakan, umur bulan untuk kalender hijriah itu berkisar 29,3 hari. Karena jumlah hari itu, setiap bulan hijriah bisa 29 hari atau 30 hari.
Kemudian, pergantian bulan hijriah itu dihitung sejak matahari terbenam. Bila hilal terlihat setelah matahari terbenam, artinya saat itu sudah masuk bulan baru. Bila belum, maka jumlah hari dalam bulan tersebut di istikmal atau digenapkan menjadi 30 hari.
ADVERTISEMENT
"Mengapa isbat itu selalu tanggal 29, bukan tanggal 30? Karena kalau tanggal 30 sudah habis waktunya, besoknya pasti sudah tanggal 1," kata Cecep dalam rangkaian sidang isbat di Kantor Kemenag, Selasa (11/5).
Tim Rukyatul Hilal Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalteng melakukan pemantauan Hilal (bulan) menggunakan teleskop terprogram di Gedung Hotel Aquarius, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (12/4). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Lalu apa yang menentukan sebuah bulan hijriah itu 29 hari atau 30 hari? Cecep mengatakan, yang menjadi penentu yakni menggunakan metode hisab dan rukyatul hilal atau bulan baru.
"Hisab dapat dihitung kapan bulan baru atau ijtima itu muncul. Setelah ijtima diketahui, barulah dapat dilihat apakah hilal memenuhi syarat untuk masuk ke bulan baru," tambah dia.
Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya pada sidang Isbat penentuan awal Ramadhan, Senin (12/4). Foto: Kemenag RI
Untuk di Indonesia, bulan baru dapat ditetapkan bila umur bulan 8 jam dan tinggi hilal minimal 2 derajat. Bila hilal kurang dari itu atau biasa disebut dengan negatif, maka bulan hijriah akan digenapkan menjadi 30 hari atau istikmal. Bila melebihi ketentuan maka dapat dikatakan sudah masuk pada bulan baru.
Penjelasan posisi bulan pada 11 Mei 2021 saat sidang isbat 1 Syawal 1442 H. Foto: Youtube/Kemenag RI
Bagaimana dengan 29 Ramadhan kali ini?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan, kata Cecep, posisi hilal di Jakarta 11 mei 2021 pukul 17.45 WIB yakni -8 jam 16 menit. Kemudian tinggi Hilal -4,44 derajat.
"Artinya, ijtima atau bulan baru, baru akan muncul 8 jam setelahnya, atau 12 Mei 2021 pukul 02.00 WIB," tutur dia.
Dengan kondisi yang negatif seperti ini, Ramadhan dapat dikatakan digenapkan menjadi 30 hari atau istikmal.
Tapi, semua itu menunggu keputusan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sidang isbat yang digelar Selasa sore ini.