Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mengenal Sosok Rizki Hamdani, Penggagas Kelompok Santri Tani Milenial
16 Juni 2021 9:18 WIB
·
waktu baca 4 menitPada kuartal II 2020, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB meningkat sebesar 2,19 persen jika dibandingkan kuartal I yang hanya sebesar 0,02 persen. Dilansir laman resmi Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mendominasi industri pengolahan lapangan usaha sebesar 14,68 persen. Bila dikembangkan, sektor-sektor tersebut dapat menunjang perbaikan ekonomi yang signifikan di tengah kondisi pandemi.
Guna mencapai hal itu, diperlukan strategi yang tepat dalam pengelolaan produk pertanian, peternakan, dan perikanan. Tak hanya datang dari pemerintah, masyarakat juga dapat berperan aktif untuk mencapai hal tersebut.
Sayangnya, minat masyarakat untuk bertani dan beternak tidak sebanyak minat untuk berbisnis, terutama bagi generasi milenial. Adanya persepsi bahwa dunia pertanian dan peternakan tidak bisa dijadikan harapan sebagai mata pencaharian jadi salah satu alasannya.
Belum lagi soal terbatasnya alat di lapangan dan adanya ancaman gagal panen, hal-hal itu kian menurunkan minat milenial untuk terjun ke sektor pertanian, peternakan, maupun perikanan.
Gagas Kelompok Santri Tani Milenial
Melihat kondisi tersebut, Juni Rizki Hamdani bertekad untuk meyakinkan generasi muda bahwa sektor-sektor itu juga menjanjikan penghasilan yang baik. Pemuda dari Jawa Timur ini akhirnya menggagas dan mengembangkan Kelompok Santri Tani Milenial.
Kelompok Santri Tani Milenial merupakan wadah bagi sejumlah pondok pesantren di Jombang untuk memberdayakan perekonomian santrinya secara mandiri lewat sektor agribisnis. Para santri diajak menanam sayur dan beternak hewan sampai masa panen. Nantinya, hasil panen tersebut akan dijual agar para santri bisa mendapatkan penghasilan. Untuk memudahkan pemasaran, Rizki membentuk unit-unit usaha yang disatukan dalam sistem pertanian terpadu atau Integrated Farming System (IFS).
Sistem pertanian terpadu ini memadukan komponen pertanian, perikanan dan peternakan. Misalnya, limbah air kolam ikan lele disalurkan sebagai pupuk tanaman. Bersama para santri , Rizki juga tengah mengembangkan batang pohon sorgum untuk pakan ternak.
Santri mendapatkan penghasilan tambahan
Selain menumbuhkan minat berwirausaha lewat sektor agribisnis, para santri yang tergabung dalam Kelompok Santri Tani Milenial juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Bahkan, beberapa di antara mereka merasa tidak perlu lagi meminta uang saku pada orang tua.
Lewat program Kelompok Santri Tani Milenial, Rizki memutus mata rantai perdagangan yang terlalu panjang. Tujuannya, agar santri bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik ketika masa panen tiba.
Saat penjualan hewan ternak, misalnya. Bila sebelumnya para santri perlu menjual hasil panen terlebih dahulu ke pengepul, kini mereka bisa langsung menjualnya ke rumah pemotongan. Sehingga, pendapatan yang diraih pun bisa lebih besar.
Untuk pembagian waktu antara berwirausaha dan belajar, para santri dapat bekerja dua kali dalam sehari. Pihak pesantren akan memberikan waktu dua jam di pagi hari sebelum sekolah dan dua jam di sore hari setelah kegiatan belajar mengajar selesai.
Kelompok Santri Tani Milenial pertama kali diadakan di Pondok Pesantren Fathul Ulum di Desa Puton, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Inisiatif ini muncul saat Rizki melihat seorang santri yang sedang memberi makan ikan lele. Setelah mengobrol dengan santri tersebut, Rizki mendapat informasi bahwa sang pemimpin pondok pesantren, Ahmad Habibul Amin, ingin menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan santri.
Lewat pertemuan itu, Rizki mulai menjalankan program Kelompok Tani Santri Milenial di Fathul Ulum. Hingga Agustus 2020, Rizki telah merangkul lebih dari 40 kelompok santri tani yang tersebar di seluruh Jombang.
Dalam satu kelompok, terdapat 15-20 orang santri yang terjun ke dunia agribisnis. Bukan tidak mungkin bahwa program tersebut telah menjangkau lebih banyak lagi santri yang lihai dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
Salah satu hasil kerja keras Rizki juga terlihat dari peningkatan pendapatan kelompok tani di Fathul Ulum yang mencapai omzet ratusan juta per bulan. Bahkan, kelompok tani sorgum bisa meraih omzet hingga Rp60 juta per bulan setelah diberi fasilitas pengolahan pascapanen untuk menjual produk olahan sorgum di area peristirahatan di Tol Trans Jawa.
Raih penghargaan SATU Indonesia Awards
Buah hasil perjuangannya tidak berhenti sampai di situ. Setelah mendapat apresiasi dan dukungan dari Kementerian Pertanian dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai serta Hutan Lindung Brantas, Rizki mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 bidang lingkungan. Gagasannya kian dikenal masyarakat luas dan mendobrak stigma bahwa sektor agribisnis tidak bisa dirangkul milenial.
Kontribusi membangun negeri seperti Rizki tidak boleh berhenti sampai di sini. Seiring dengan semangat Sumpah Pemuda, Astra kembali mempersembahkan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards. Di pagelarannya yang ke-12, Astra mengajak para pemuda Indonesia untuk menjadi kebanggaan bangsa melalui inovasi dan karya.
Pada tahun ini, apresiasi Astra akan diberikan kepada para anak bangsa atas setiap perjuangan mereka di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Tak hanya itu, Astra juga kembali memberikan tambahan kategori apresiasi khusus kepada pejuang tanpa pamrih di masa pandemi COVID-19.
Pendaftaran 12th SATU Indonesia Awards 2021 dimulai sejak 2 Maret - 2 Agustus 2021. Untuk syarat dan ketentuan peserta, silakan klik tautan ini . Tanpa perlu menunggu, segera daftarkan diri atau kelompokmu di sini .
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan SATU Indonesia Awards