com-Pertamina, pengrajin batik di Sriekandi Patra

Menggores Karya, Menembus Keterbatasan

28 Oktober 2019 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pertamina, pengrajin batik di Sriekandi Patra Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
com-Pertamina, pengrajin batik di Sriekandi Patra Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Kain-kain batik tulis tampak cantik terbentang dan tertata rapi di Sanggar Sriekandi, Desa Tawangsari, Boyolali. Motif-motif unik, detil yang rumit, dan warna-warni yang serasi berpadu menjadi karya batik yang indah. Sanggar tersebut tak ubahnya sebuah galeri lukisan, di mana para pengunjung pun betah berlama-lama memilih-milih kain sebelum menjatuhkan pilihan.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik kain-kain apik tersebut ada yang istimewa, para pembatik di Sanggar Sriekandi Patra ternyata merupakan warga difabel yang tinggal di Desa Tawangsari dan sekitarnya.
Keterbatasan bukan menjadi halangan untuk berkreasi. Hal ini yang nampaknya telah dibuktikan oleh para anggota tersebut. Meski dengan segala keterbatasan, keterampilan mereka dalam membatik tak kalah apik dan cekatan.
Sriekandi Patra merupakan sebuah kelompok difabelpreneur yang diprakarsai oleh Yuni Lestari. Di sini lah, para difabel diajarkan keterampilan membatik dari dasar hingga benar-benar terampil.
Berdirinya Sriekandi Patra berawal dari mimpi Yuni yang juga penyandang celebral palsy asal Desa Tawangsari. Ia tergugah untuk membantu rekan sesamanya agar lebih mandiri dan sejahtera kehidupannya. Gagasan itu disambut baik oleh Pertamina, hingga Yuli pun dikirim untuk belajar membatik di PR YAKKUM Yogyakarta. Selepas mahir membatik, Yuli pun kembali ke desanya dan merintis workshop pembelajaran bagi difabel Sriekandi Patra pada 9 April 2018.
ADVERTISEMENT
Selain Yuni, ada Siti Patimah yang kini menjadi salah satu relawan sekaligus pengurus di Sriekandi Patra. Bersama beberapa relawan lainnya, Siti merasa tergerak karena sebelumnya belum pernah ada bantuan apa pun untuk para difabel di desanya.
Menurut Siti, bukan hal mudah saat pertama kali merintis Sriekandi Patra. Salah satunya perkara sulitnya berkomunikasi, terutama bagi difabel penyandang bisu dan tuli.
Ditambah dengan sulitnya akses untuk menjangkau para difabel hingga meyakinkan keluarga mereka. "Dulu ternyata ada difabel yang sengaja disembunyikan. Mungkin mereka dianggap aib. Setelah mereka bergabung dengan kami, orang tuanya juga open dengan kami. Ternyata mereka punya kelebihan dari kekurangannya," ujar Siti.
Kini kelompok Sriekandi Patra telah beranggotakan 5 orang yang dibantu oleh 4 orang relawan dari kalangan ibu rumah tangga Desa Tawangsari. Salah satunya Darmawan, seorang remaja berusia 14 tahun yang menderita celebral palsy, sama seperti Yuni.
com-Pertamina, pengrajin batik di Sriekandi Patra Foto: Dok. Pertamina
Sebelumnya, Darmawan hanya bisa menghabiskan waktunya di kursi roda. Untuk menulis saja ia merasa sangat kesulitan.
ADVERTISEMENT
Tapi keterbatasan Darmawan dalam menggunakan jari-jari tangannya tidak membuatnya ragu untuk bergabung dengan Sriekandi Patra. Justru membuat batiknya semakin unik dan punya daya tarik tersendiri, karena Darmawan menggunakan kuas sebagai media untuk menorehkan lilin panas di atas kain.
Selain Yuni dan Darmawan, masih ada anggota difabel lain yang juga memupuk harapan melalui program Sriekandi Patra. Ada Sri Sulastri seorang penyandang bisu tuli, Siti Ma’rifatul Khasanah yang mengalami kesulitan berbicara akibat gangguan pada tenggorokan dan lidahnya, serta Lestari Budi Mulyani yang menyandang tuna daksa sedari kecil.
Dengan batik tulis, mereka tidak hanya lebih mandiri, tapi bisa lebih aktif dan percaya diri saat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Berkat tangan cekatan mereka, perlahan tapi pasti batik Sriekandi Patra pun mulai dikenal oleh masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Pada 2018 lalu, produk batik Sriekandi Patra juga pernah dipamerkan di ajang pameran kerajinan tangan terbesar di Indonesia, INACRAFT. Bahkan mendapat pujian dari desainer tersohor, Anne Avantie.
com-Pertamina, kerajinan batik di Sriekandi Patra Foto: Dok. Pertamina
Setahun berjalan, Pertamina bersama pemerintah setempat dan dinas terkait terus mendukung program difabelpreneur di Desa Tawangsari. Dengan cara memberi edukasi terhadap para difabel untuk bergabung dalam program-program difabelpreneur, salah satunya Sriekandi Patra. Harapannya, semakin banyak anggota difabel yang akan bergabung demi meraih kehidupan yang lebih mandiri dan sejahtera.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Pertamina.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten