Mengingat Kembali Anjloknya Suara Jokowi di Sumbar pada Pilpres 2014 dan 2019

3 September 2020 15:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Capres dan Cawapres no urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin menyampaikan visa dan misi dalam Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Capres dan Cawapres no urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin menyampaikan visa dan misi dalam Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Sumatera Barat (Sumbar) bukanlah lumbung suara PDIP. Dalam sejumlah kontestasi pemilihan legislatif, kader PDIP yang berhasil lolos ke Senayan dapat dihitung dengan jari. Itu pula yang menyebabkan PDIP tak pernah bisa mengusung cagubnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bahkan sampai mempertanyakan hal tersebut. Dia menduga warga Sumbar belum menyukai PDIP.
"Kalau saya melihat, seperti Sumatera Barat, itu saya pikir 'kenapa, ya, rakyat di Sumatera Barat itu sepertinya belum menyukai PDIP meskipun sudah ada beberapa daerah yang mau, yang meminta, katakan sudah ada DPC-nya, DPD-nya'. Tapi kalau untuk mencari pemimpin di daerah tersebut mengapa, kok, masih agak sulit," kata Megawati, Rabu (2/9).
Megawati Soekarnoputri ketika memberikan pengarahan usai pengumuman calon kepala daerah di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam Pilkada 2020, PDIP mengusung kader Partai Demokrat, Mulyadi, sebagai calon Gubernur Sumatera Barat di Pilkada 2020. Mulyadi berpasangan dengan Ali Mukhni, eks DPW PAN Sumatera Barat, yang kini menjabat Bupati Padang Pariaman.
Dalam kontestasi Pilpres, suara PDIP di Sumbar juga anjlok. Hal ini dapat dilihat dari data perolehan suara antara Jokowi versus Prabowo di 2014 dan 2019.
ADVERTISEMENT
Lantas, seperti apa datanya?
Pada tahun 2014, PDIP mengusung pasangan Jokowi-JK. PDIP mengusung keduanya bersama PKB, Hanura, dan PKPI. Sementara lawannya adalah Prabowo-Hatta Rajasa. Dalam kontestasi itu, Jokowi berhasil memenangkan suara nasional sebesar 53,15 persen.
Pertemuan kandidat Presiden Indonesia Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Jakarta pada 13 Juli 2019. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
Meski secara nasional menang, suara Jokowi di Sumbar pada tahun 2014 hanyalah 23,08 persen. Dari 34 provinsi, Sumbar adalah provinsi dengan perolehan suara terkecil.
Datanya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Kecilnya suara Jokowi di Sumbar tak banyak berubah saat Pilpres 2019. Kali ini, Jokowi berpasangan dengan Ma’ruf Amin. Sementara lawannya adalah Prabowo-Sandi.
Kehadiran Ma'ruf pun rupanya tak bisa menarik hati warga Sumbar. Alih-alih meningkat, suara Jokowi pada Pilpres 2019 justru semakin memburuk. Warga Sumbar yang memilih Jokowi turun menjadi 14,08 persen.
ADVERTISEMENT
****