Mengingat Lagi Lonjakan Kasus Corona pada Long Weekend HUT Kemerdekaan RI

19 Oktober 2020 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung ada juga yang tak gunakan masker di Pantai Kuta Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung ada juga yang tak gunakan masker di Pantai Kuta Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Pada akhir Oktober 2020, masyarakat Indonesia akan menyambut long weekend selama 5 hari. Libur ini dimulai pada Rabu, 28 Oktober yang merupakan cuti bersama terkait Maulid Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Tanggal merah Maulid jatuh pada Kamis, 29 Oktober. Hari Jumat, 30 Oktober merupakan cuti bersama atau bahasa umumnya adalah harpitnas.
Lalu disambung Sabtu dan Minggu (31 Oktober dan 1 November) yang merupakan tanggal merah reguler. Dengan demikian, libur akan terjadi 28 Oktober hingga 1 November atau 5 hari. Aktivitas baru normal pada Senin, 2 November.
Masyarakat dan pemerintah harus mengantisipasi long weekend ini. Sebab, berkaca dari pengalaman, pada akhir Agustus dan awal September (bertepatan long weekend HUT Kemerdekaan bersambung ke libur nasional Tahun Baru Islam), kasus corona di Indonesia melonjak tajam.
Hal ini salah satunya karena munculnya klaster long weekend. Masyarakat DKI banyak yang berlibur ke berbagai tempat wisata, salah satu yang favorit dikunjungi Puncak, Bogor.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kasus baru positif virus corona di Jakarta pecah rekor, yakni 1.114 orang pada Minggu (30/8). Catatan Dinkes DKI, warga terbanyak terpapar saat long weekend.
"Dari jumlah tersebut, 385 kasus adalah akumulasi data 7 hari sebelumnya yang baru dilaporkan, yang mana sebagian besar terpapar COVID-19 saat libur panjang akhir pekan (long weekend) pada rentang waktu 16 - 22 Agustus 2020," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, dalam keterangannya, Minggu (30/8).
Berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 70 % kasus positif pada hari ini adalah kasus yang diambil spesimen pada tanggal 24 dan 25 Agustus 2020.
Jika dihitung mundur, masa inkubasi tersering adalah 6 hari (inkubasi adalah lama waktu dari virus masuk sampai dengan menimbulkan gejala), lalu pasien mengakses pemeriksaan PCR 1-2 hari kemudian, maka periode penularan tertinggi terjadi pada 16-17 Agustus 2020 atau libur long weekend Hari Kemerdekaan.
Infografik Gara-gara Long Weekend. Foto: Hod Susanto/kumparan
Tak Cuma Jakarta
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Epidemiologi FKM Unair, Atik Choirul Hidajah, juga pernah menjelaskan terkait efek libur panjang bulan Agustus.
Kata dia, jelas berpengaruh terhadap bertambahnya kasus positif virus corona. Hal itu dipengaruhi dari munculnya kerumunan masyarakat di ruang publik, sehingga jelas dianggap berpotensi menyumbangkan angka positif virus corona.
"Kalau dilihat dari efeknya dari kerumunan beberapa hari kemarin mungkin akan saya mulai dari (menjadi) salah satu faktor yang dapat jadi berpengaruh terhadap penyebaran COVID-19 ini adalah kerumunan pergerakan manusia," ucap Atik dalam diskusi sapa daerah yang digelar BNPB secara daring, Selasa (25/8).
Menurut Atik, Jawa Timur jadi salah satu daerah yang menunjukkan adanya tren peningkatan kasus virus corona cukup ekstrem akibat mobilitas dan kerumunan warga yang tinggi, khususnya saat libur panjang perayaan HUT-75 RI lalu.
ADVERTISEMENT
"Memang betul di libur panjang kemarin masyarakat di semua tempat meskipun belum sampai pada kondisi baseline. Yang menarik di Jatim dan Indonesia pada umumnya, ini di area publik seperti taman atau tempat pariwisata yang dikelola ada tren kenaikan (penularan virus corona) ekstrem pada perayaan HUT RI ke-75. Demikian juga di Jatim trennya menunjukkan peningkatan," ucap Atik.
Sejumlah mobil mengantre di pintu masuk Pantai Pangandaran, Jawa Barat, saat long weekend, Kamis (20/8). Foto: Dok. Istimewa
Imbauan Satgas
Satgas COVID-19 Nasional meminta masyarakat mewaspadai tren ini. Jubir Satgas, Prof Wiku Adisasmito, mengimbau agar rekor penularan selama musim liburan tidak terulang,
Wiku meminta seluruh masyarakat lebih patuh menjalankan protokol kesehatan. Apalagi situasi pandemi belum terkendali, penambahan kasus harian masih di atas 4.000.
Positivity rate juga masih jauh di atas standar WHO, di bawah 5 persen. Pada pekan kemarin, mencapai 12,4 persen.
ADVERTISEMENT
"Tentang penegakan hukum dan pencegahan corona virus menginstruksikan kepada lintas kementerian, TNI, Polri, pemda untuk ambil langkah penting dan tegas. Salah satunya DKI untuk bisa meningkatkan kedisiplinan masyarakat melalui proses dari persuasif, dan mungkin perlu menerapkan denda dan sanksi," ungkapnya.
Suasana kepadatan kendaraan dari arah Garut, Tasikmalaya dan Sumedang menuju Kota Bandung terjadi di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/8). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Penjelasan Long Weekend 'Berbahaya'
Kenapa long weekend bisa memicu penularan? Sederhananya begini, liburan membuat mobilitas manusia tinggi. Hal ini kemudian menyebabkan kerumunan di sejumlah titik, termasuk tempat wisata tentunya.
Kita tidak saling tahu siapa saja yang membawa virus corona. Apalagi 70 sampai 80 persen kasus corona di Indonesia terkategori Orang Tanpa Gejala (OTG).
"Bisa jadi kita melihat ada efek libur panjang kepada kenaikan kasus yang ada, terutama di Pulau Jawa. Karena kenaikannya cukup tinggi, apalagi mobilitas di Pulau Jawa sangat tinggi," kata anggota Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah di BNPB, Rabu (2/9).
ADVERTISEMENT
"Terutama di liburan panjang, kita lihat ada mobilitas penduduk pasti akan meningkatkan risiko penularan," sambungnya.
Infografik Protokol Masuk Rumah. Foto: Ilham Syawal/kumparan