Menguak Mitos Bencana Tsunami Kerap Terjadi di Desember

23 Desember 2020 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi membersihkan pantai dan mencari sisa-sisa orang yang hilang setelah gempa bumi dan tsunami 9 tahun lalu di Namie, prefektur Fukusima, Jepang. Foto: REUTERS/Athit Prawongmetha
zoom-in-whitePerbesar
Polisi membersihkan pantai dan mencari sisa-sisa orang yang hilang setelah gempa bumi dan tsunami 9 tahun lalu di Namie, prefektur Fukusima, Jepang. Foto: REUTERS/Athit Prawongmetha
ADVERTISEMENT
Ada mitos yang dipercayai masyarakat tertentu bahwa bencana tsunami banyak terjadi di bulan Desember. Mitos ini cukup membuat resah.
ADVERTISEMENT
Menyikapi itu Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono dalam keterangannya, Rabu (23/12) menyampaikan analisis.
Kata Daryono, akhir-akhir ini sebagian masyarakat kita memiliki penilaian, bahwa akhir tahun adalah saat di mana paling banyak terjadi bencana, khususnya tsunami.
"Untuk membuktikan kebenaran penilaian ini, maka perlu upaya menggali sejarah tsunami masa lalu," beber dia.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG. Foto: Jafrianto/kumparan
Daryono mengungkapkan, hasil penelusuran terhadap data kejadian tsunami di wilayah Indonesia menunjukkan, adanya variasi jumlah peristiwa tsunami untuk masing-masing bulan, yaitu:
1. Bulan Januari terjadi 11 kali tsunami
2. Bulan Februari terjadi 12 kali tsunami
3. Bulan Maret terjadi 11 kali tsunami
4. Bulan April terjadi 8 kali tsunami
5. Bulan Mei terjadi 6 kali tsunami
ADVERTISEMENT
6. Bulan Juni terjadi 4 kali tsunami
7. Bulan Juli terjadi 8 kali tsunami
8. Bulan Agustus terjadi 9 kali tsunami
9. Bulan September terjadi 12 kali tsunami
10. Bulan Oktober terjadi 8 kali tsunami
11. Bulan November terjadi 12 kali tsunami
12. Bulan Desember terjadi 12 kali tsunami
"Berdasarkan data kejadian tsunami per bulan tersebut di atas tampak bahwa bulan dengan jumlah peristiwa tsunami paling banyak terjadi pada bulan Februari, September, November, dan Desember masing masing 12 kejadian tsunami," ungkap Daryono.
Sementara itu, lanjut Daryono, kejadian tsunami yang paling sedikit terjadi pada bulan Juni sebanyak 4 kali. Mengacu data ini maka pendapat yang menyebutkan bahwa Desember adalah satu-satunya bulan dengan peristiwa tsunami paling banyak tidaklah benar.
ADVERTISEMENT
Daryono menjelaskan, berdasarkan sumber dan pembangkitnya, secara ilmiah tsunami memang tidak mengenal musim. Gempa tektonik, longsoran dalam laut, erupsi gunung api adalah fenomena geologis yang dapat terjadi kapan saja tidak hanya pada bulan-bulan tertentu seperti halnya fenomena cuaca dan iklim, sehingga kapan saja dapat terjadi tsunami.
"Jumlah kejadian tsunami di atas tentu bukan jumlah yang mutlak, karena bisa jadi masih ada data kejadian tsunami lainnya yang terlewat dan belum dikompilasi. Namun demikian data ini cukup untuk memberi gambaran sementara distribusi kejadian tsunami pada masing-masing bulan," urai dia.