Menguji Versi Prabowo hingga Guntur Romli Soal Jumlah Massa Reuni 212

14 Desember 2018 15:44 WIB
Ilustrasi peserta Reuni 212 (Foto: Basith Subastian )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peserta Reuni 212 (Foto: Basith Subastian )
ADVERTISEMENT
Reuni 212 yang berlangsung 2 Desember 2018 di Monas, Jakarta, berjalan lancar. Para peserta meninggalkan lokasi acara dengan tertib dan damai. Tanpa ada gesekan dengan pihak mana pun.
ADVERTISEMENT
Namun, perdebatan justru mencuat setelah peserta membubarkan diri. Terutama, perbedaan klaim tentang jumlah peserta reuni.
Misalnya, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang mengklaim, 11 juta orang hadir pada acara tersebut. Klaim ini disertai pernyataan kerasnya seputar media tanah air yan tidak akurat dalam menyampaikan jumlah peserta Reuni 212.
“Hampir semua media tidak mau meliput 11 juta lebih orang yang kumpul. Belum pernah terjadi di dunia,” tegasnya di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (5/12).
Calon Presiden Nomor 02, Prabowo Subianto, saat hadiri acara Reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (2/12/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Calon Presiden Nomor 02, Prabowo Subianto, saat hadiri acara Reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (2/12/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Tiga hari sebelumnya, Ketua Panitia Acara Reuni 212 Ustaz Bernard Abdul Jabbar menyampaikan angka yang lebih sedikit dibanding klaim Prabowo. Saat ditemui di kawasan Monas di hari H, dia menyebut jumlah yang hadir mencapai 8 juta orang.
ADVERTISEMENT
“Kalau alumni mungkin kurang dari 7 juta. Tapi, karena mujahid yang hadir hampir lebih 8 juta. Wujudnya sudah sampai Gunung Sahari, Cempaka Putih, bahkan HI (Hotel Indonesia) yang tidak bisa masuk ke sini," jelasnya.
Jumlah yang jauh lebih sedikit disampaikan pihak kepolisian dan Juru Bicara PSI Guntur Romli. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyebut, peserta yang hadir pada Reuni 212 mencapai 100 ribu orang. Sementara Guntur menyebut, jumlahnya kurang dari 65 ribu peserta Tari Poco-poco yang melibatkan Presiden Jokowi, 5 Agustus 2018.
Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Paling baru, versi dari pegiat media sosial Iwan Piliang. Dia mengungkapkan, ada 9 hingga 11 juta orang di Reuni 212. Angka itu diperoleh dari IMEI atau jumlah ponsel yang ada di lokasi saat acara. Pernyataan Iwan itu pun diamini politikus Gerindra Fadli Zon melalui akun Twitter.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari beragamnya klaim tersebut, kumparan mencoba menghitung jumlah peserta Reuni 212 dengan dua metode. Yakni dengan memanfaatkan Google Earth dan dengan menggunakan aplikasi pengukur kerumunan CrowdSize. Begini perhitungannya.
Menghitung dengan Google Earth
Melalui potret udara yang diperoleh kumparan dengan menggunakan Drone, serta video streaming yang disiarkan Front TV, saluran milik FPI di YouTube, tampak peserta Reuni 212 memadati sejumlah area, meliputi Jalan Tugu Monas, Jalan Pelataran Merdeka, Merdeka Barat Daya, Jalan Silang Monas Tenggara, hingga Jalan Titian Indah.
Potret udara juga menunjukkan, tidak semua peserta yang hadir masuk ke area Monas. Sebagian meluber hingga ke area air mancur Bundaran Bank Indonesia. Potret ini senada dengan hasil pantauan kumparan di lokasi yang melihat massa mengular di Jalan MH Thamrin dan kawasan Medan Merdeka.
Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Selain itu, hasil pantauan di lapangan juga menunjukkan adanya massa yang berjalan kaki dari arah Stasiun Gondangdia. Mereka juga terlihat memadati area Tugu Tani.
ADVERTISEMENT
Apabila luas wilayah konsentrasi massa di area Monas dihitung dengan menggunakan bantuan Google Earth, maka luasnya sekitar 146.101 meter persegi. Hitungan ini sudah mengecualikan area rumput dan pepohonan.
Luasan 146.101 meter persegi itu kemudian dibagikan dengan jumlah orang yang mungkin bisa berdiri dalam tiap meter perseginya. Pakar Ilmu Hitung Kerumunan Universitas Metropolitan Manchester Prof Dr Keith Stil menyebut, idealnya rak lebih dari dua orang yang dapat berdiri dalam satu meter persegi. Hitung-hitungan itu, merupakan jumlah aman dalam sebuah kerumunan.
Menakar klaim Prabowo soal jumlah peserta reuni 212.
 (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menakar klaim Prabowo soal jumlah peserta reuni 212. (Foto: Basith Subastian/kumparan)
Meski begitu, Keith tak memungkiri, 5 orang dapat berdiri di area satu meter persegi dalam kondisi yang cukup padat. Sementara jika mengambil kemungkinan paling ekstrem, 6 orang per meter persegi masih memungkinkan. Walau begitu, kondisi tersebut tergolong sangat berbahaya karena berpotensi jatuh.
ADVERTISEMENT
Jika massa Reuni 212 diasumsikan seluruhnya berdiri dengan tingkat kepadatan 5 orang per meter persegi, maka paling tidak Reuni 212 dihadiri 730.505 orang. Itu hanya di area Monas.
Namun, apabila ditarik lagi ke sejumlah ruas jalan di luar area Monas, jumlahnya tentu lebih banyak. Berdasarkan estimasi area yang telah disebutkan sebelumnya, luas area meningkat menjadi 212.005 meter persegi. Artinya, dengan kerapatan 5 orang per meter persegi, jumlah massa berkisar 1.060.025 orang.
Menghitung dengan CrowdSize
Cara perhitungan melalui aplikasi CrowdSize tidak jauh berbeda dengan Google Earth. Langkah pertama, yakni dengan menandai area-area yang dipadati peserta Reuni 212. Areanya, sama dengan perhitungan paling tinggi dengan menggunakan Google Earth.
Iluststrasi CrowdSize. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Iluststrasi CrowdSize. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
Setelah itu, aplikasi akan menampilkan potensi jumlah orang yang bisa menempati area yang sudah dibatasi tersebut. Tingkat kepadatannya diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yakni renggang, sedang, dan padat.
ADVERTISEMENT
Jika mengambil kemungkinan pertama yakni renggang, CrowdSize menampilkan jumlah peserta Reuni 212 sebanyak 145.950 orang. Sementara pada kategori sedang, jumlahnya mencapai 329.970 orang. Lalu, kemungkinan terpadat berdasarkan CrowdSize mencapai 1.275.660.
Perkiraan jumlah massa berdasarkan Google Earth dan CrowdSize tersebut ternyata masih jauh dari klaim Prabowo, Bernard, hingga Iwan Piliang. Di sisi lain, jumlah itu jauh lebih besar dari perkiraan kepolisian maupun Guntur Romli.
Penjelasan Iwan Piliang
Jumlah peserta yang disampaikan Iwan Piliang menjadi yang terbesar dari beragam versi. Dia pun tetap percaya diri dan menantang operator telekomunikasi untuk mempublikasikan data yang mereka punya.
“Coba bantah data itu. berani tidak?” katanya kepada kumparan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (11/12) .
Pengamat Media Sosial, Iwan Piliang. (Foto: Sabar Artiyono/kumaparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Media Sosial, Iwan Piliang. (Foto: Sabar Artiyono/kumaparan)
Kepada kumparan, Iwan pun menjelaskan panjang lebar bagaimana cara dia mendapat angka 11 juta peserta itu. Walau begitu, dia tetap merahasiakan beberapa hal yang ditanyakan kumparan. Berikut kutipannya.
ADVERTISEMENT
Mengapa menyodorkan perhitungan peserta Reuni 212 dengan IMEI?
Menghitung dengan Google Earth terkendala orang yang di bawah pohon, yang kayak gitu sulit dihitung. Waktu yang lalu (Aksi 212) tidak dihitung dari semua area.
Jadi, kami di mailing list (Milist) menganggap, kalau mau adil melihat IMEI. Tapi, dari kesahihan memberikan data ya operator dong, bukan saya. Nah, saya kan komunikasi melalui WhatsApp dengan salah satu member dan dapat yang global untuk mengecek itu. Jadi, saya mengacu dari sana, di Amerika Serikat.
Nama milistnya apa?
Silicon Valley WA-nya
Semacam pusat operator secara global?
Iya secara global. Tapi bisa ambil data yang di sini.
Berarti IMEI bisa dilacak oleh operator lokal?
ADVERTISEMENT
Masing-masing operator bisa. Jadi berapa yang tersebar di sebuah wilayah.
Secara teknis IMEI bisa lacak keberadaan HP?
Secara teknis bisa. Saya tanya orang di Bareskrim Polri, saya bisa lacak kamu ada di mana. Apalagi operator yang punya networking untuk itu.
Yang angka 13,4 juta itu rinciannya bagaimana?
Persoalan kan itu belum di-filter berapa yang dua SIM, yang aparat, dan luas jalan sampai di mana. Kalau Merdeka Selatan, saya ada di lapangan melihat ke kanan melihat Cikini dan Kwitang. Terus saya juga melihat foto-foto orang.
Saya perkiraan 9-11 juta. Kalau lebih akurat buka data Telkomsel, XL, yang paling dekat itu Indosat. Dua hari setelah acara saya bertemu dengan orang Indosat, mereka juga bilang omongan Bang Iwan benar. Tapi mana ada mereka mau. Mereka kan terkait goverment semua.
ADVERTISEMENT
Terus orang bilang kok lebih besar dari Mekkah. Lah iya kan areanya lebih luas. Dari Merdeka Selatan dari Patung Tani sudah berapa kilo? Kwitang, Senen berapa nambahnya? Belum bicara Hayam Wuruk, Sudirman, dan Thamrin.
Ilustrasi IMEI (International Mobile Equipment Identity). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IMEI (International Mobile Equipment Identity). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Jadi yang tepat menurut Anda 9-11 juta, penjelasannya?
Saya secara teknis bukan orang teknis. Cuma saya dipandu kawan-kawan saya. Mereka tidak berani ngomong. Kalau saya kan berani ngomong.
Cuma kawan-kawan media kutipnya 13,4 juta, mati saya. Karena tidak membaca sampai akhir. Kan saya kirimnya lengkap. Paling sahih yang menjawab operator.
Saya pancing operator agar berbunyi. Mereka mana mau berbunyi, takut. TV takut padahal itu kan kebenaran.
Semua orang perlu tahu akurasi kebenarannya berapa. Jadi jangan disalahkan kalau ada yang mengutip 13 juta atau 9 juta. Kita menutupi kebenaran, itu saja premisnya. Kutip itu bahwa regulator menutupi.
ADVERTISEMENT
Jadi Anda tidak ada kompetensi di bagian teknik untuk menjelaskan data itu?
Secara teknik iya. Tapi saya punya certified untuk PI (Private Investigator), thats why saya bisa Skype dengan Nazaruddin. Saya verifikasi anak Indonesia yang dibunuh di Nanyang Technological University. Saya punya kapasitas untuk meminta data. Tapi, bagaimana data itu diolah, saya bukan orang telco..
Sumber Anda?
Iya rahasia.
Kalau mau tahu data detilnya?
Kita keluarkan data itu agar operator Indonesia bunyi. Tapi kalau dibilang tipu, yang bener bagaimana?
Anda dapat datanya dari mana?
Data global dengan akes saya dengan license PI. Data dari MSC dapet dari personal anggota di grup. Karena yang paling akurat jumlahnya itu kan operator. Karena semua orang yang hadir punya HP, termasuk HP jadul kan tetap ada IMEI-nya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya MSC itu singkatannya apa? Kok ini Google perusahaan Shipping?
Bukan yang itu, enggak ada di online. MSC di Silicon Valley, Amerika Serikat
Sudah menghubungi operator di Indonesia?
Enggak ada.
Kalau operator Indonesia yang mengontak untuk konsultasi?
Perorangan ada, yang nanya dapet data dari mana. Mereka membenarkan logika itu benar mengacu pada IMEI. Tapi mereka tidak berani ungkap data.
Massa Reuni 212 memadati sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa Reuni 212 memadati sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Dari awal hingga akhir obrolan, Iwan menggarisbawahi operator sebagai kunci untuk membandingkan data temuannya. kumparan pun mencoba menghubungi penyedia jasa telekomunikasi Telkomsel, Indosat, dan XL. Akan tetapi, ketiga provider tersebut tidak bersedia membuka data jumlah pengguna di sekitar Monumen Nasional, Thamrin, dan sekitarnya pada 2 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
Kalau menurut kamu, versi mana yang paling benar?
--------- Simak selengkapnya dalam topik Menjawab Tudingan Prabowo