Ilustrasi orang berdoa di Gereja AS

Mengukur Seberapa Besar Agama Mempengaruhi Pemilu di Amerika Serikat

26 Oktober 2020 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang berdoa di Gereja di Amerika Serikat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang berdoa di Gereja di Amerika Serikat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
"Iman (Katolik) Joe Biden adalah inti dari kepribadiannya," ucap jubir kampanye Joe Biden pada Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
Pernyataan hampir serupa diulangi oleh cawapres Biden, Kamala Harris saat debat cawapres awal Oktober lalu.
"Faktanya jika Joe terpilih maka ia akan menjadi orang Katolik taat kedua yang jadi Presiden Amerika Serikat," tutur Harris ketika itu.
Presiden AS Donald Trump berpose di depan Gereja Episkopal St John Foto: AFP/Brendan Smialowski
Pembelaan semacam itu dipakai tim kampanye Partai Demokrat sebagai perisai dari serangan Partai Republik jelang pemilu AS.
Partai konservatif itu kerap melontarkan isu agama untuk menyerang musuhnya tersebut.
Pada Agustus lalu, Presiden petahana yang juga capres Partai Republik Donald Trump melontarkan serangan blak-blakan terhadap keyakinan iman Joe Biden yang mengklaim Katolik taat.
Bagi Trump pernyataan Biden pemeluk Katolik taat cuma retorika dari tim kampanye.
"Dia (Joe Biden) mengikuti agenda kelompok sayap kiri radikal, akan mengambil senjata kalian dan menghancurkan amandemen kedua," kata Trump. Amandemen kedua yang dimaksud Trump adalah konstitusi AS mengenai hak warga negara mempunyai dan membawa senjata.
ADVERTISEMENT
"Tidak akan ada agama, tidak akan ada apa pun, dia melukai Alkitab, menyakiti Tuhan. Dia melawan Tuhan," sambung Trump.

Peran agama dalam pemilu AS 2020

Presiden AS Donald Trump berjalan ke gereja dari Gedung Putih Foto: AFP/Brendan Smialowski
Isu agama dalam pemilu AS merupakan pemandangan lumrah. Sebab, sebagian besar penduduk Amerika Serikat menyatakan sebagai orang beragama.
Dari survei 2014, 70.6 persen warga dewasa AS mengaku beragama Kristen. Sisanya adalah penganut: Yahudi, Islam, Hindu, Buddha dan atheis atau tidak terkait salah satu agama mana pun.
Mengutip The Conversation, mayoritas warga AS tidak cuma mengaku beragama tetapi menempatkan agama bagian penting bahkan tertinggi dalam hidup.
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dalam debat kampanye presiden 2020 pertama di Cleveland, Ohio, AS, Selasa (29/9). Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
Sebanyak 55 persen mengaku berdoa secara rutin. Jumlah ini paling tinggi bila dibanding Prancis 10 persen atau Inggris 6 persen.
ADVERTISEMENT
The Conversation menulis, AS merupakan negara paling religius di antara negara-negara maju di Barat.
Karena itu, Dekan Sekolah Teologi dan Pelayanan Universitas Seattle Mark Markuly menyatakan, agama sangat berpengaruh bagi pilihan warga AS pada pemilu mendatang.
Gereja di Amerika Serikat, (25/7). Foto: Elijah Nouvelage/REUTERS
"Seperti catatan peneliti keagamaan Pew Research agama masih jadi prediktor kedua yang paling dapat diandalkan bagaimana seseorang memberikan suara di Amerika," ucap Markuly dalam artikel opini di Seattle Times.
Markuly menambahkan, peneliti humaniora Warren A. Nord pernah menyatakan, budaya orang Amerika itu sangat religius.

Ke mana suara orang-orang beragama di AS

Seorang warga AS berdoa di Gereja. Foto: Godofredo A Vasquez / Pool via REUTERS
Untuk Partai Republik mereka punya loyalis tersendiri. Secara tradisional warga Kristen kulit putih yang merupakan kelompok keagamaan terbesar akan memilih GOP, sebutan lain partai Republik.
ADVERTISEMENT
Sementara pemilih Partai Demokrat terdiri dari warga Kristen kulit hitam, Latin Katolik, Yahudi, kelompok minoritas dan kelompok tak terafiliasi agama.
Pew Research dalam survei awal Oktober lalu memiliki catatan menarik tentang pemilih berdasarkan agama. Warga Katolik kulit putih cenderung memilih Trump dibanding Biden.
Trump berdoa di gereja pasca pelantikan. Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Trump unggul 52 persen sementara Biden cuma 44 persen, sisanya belum memutuskan. Tapi angka dukungan Trump dari kelompok itu menurun dari survei sebelumnya.
Trump sempat unggul mutlak dari Biden. Dia pernah diprediksi mendapat 59 persen suara Katolik kulit putih. Biden sisanya.
Selain turunnya dukungan Katolik kulit putih, Pew Research juga melaporkan dukungan kelompok Kristen di luar aliran Injili dan Lahir Baru juga merosot. Jika tadinya Trump mendapat dukungan 59 persen dukungan, survei awal Oktober lalu menunjukkan Trump hanya mendapat 53 persen suara.
ADVERTISEMENT
Trump hanya unggul jauh di pemilih kulit putih protestan Injili dan Lahir Baru. Dua aliran itu dipandang sebagai pemeluk Kristen paling religius di AS.
Kampanye pemilu paruh waktu AS Foto: REUTERS/Aaron Josefczyk
Untuk kelompok tersebut Trump mendapat dukungan 78 persen suara.
Sementara untuk suara Partai Demokrat dari kelompok agama angka dukungan terhadap Biden cenderung tetap.
Kandidat presiden AS dari Partai DemokratJoe Biden dan Senator AS Kamala Harris (kiri) bergandengan tangan saat kampanye di Detroit, Michigan, AS, (9/3/2020). Foto: Brendan McDermid/Reuters
Jika pemilu dilaksanakan pada Oktober sesudah debat pertama maka 90 persen kulit hitam Protestan, 70 persen Yahudi, dan 67 persen Katolik Latin akan memilih Biden.
Biden juga mendapat dukungan besar dari 83 persen penganut atheis dan agnostik dan 62 persen warga yang menganggap agama tidak penting dalam hidup.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten