Menhan AS Siap Bantu Taiwan Pertahankan Diri dari Ancaman China

3 Oktober 2022 17:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lloyd Austin calon Menhan baru Amerika Serikat. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Lloyd Austin calon Menhan baru Amerika Serikat. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) berkomitmen akan membantu mengembangkan kemampuan Taiwan untuk mempertahankan diri dari serangan China, yang diperkirakan akan terjadi kapan saja.
ADVERTISEMENT
Tindakan tersebut didorong oleh ketegangan militer yang masih berlangsung antara Taipei dan Beijing hingga saat ini.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, pada Minggu (2/10), dalam sebuah wawancara bersama stasiun televisi CNN.
“Kami berkomitmen untuk membantu Taiwan mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan diri,” ujar Austin, seperti dikutip dari AFP.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden pada bulan lalu sempat mengatakan bahwa negaranya akan membela Taiwan jika terjadi apa yang mereka anggap sebuah invasi dari China. Saat ditanya apakah pasukan AS akan melakukan intervensi militer, Biden menjawab singkat, “ya”.
Presiden AS Joe Biden menaiki Air Force One sebelum keberangkatan dari Pangkalan Gabungan Andrews di Maryland, 19 Mei 2022, saat ia melakukan perjalanan ke Korea Selatan dan Jepang, dalam perjalanan pertamanya ke Asia sebagai Presiden. Foto: SAUL LOEB / AFP
Sementara itu, ketika Austin ditanya apakah angkatan militer AS sedang bersiap untuk mengerahkan pasukan ke Taiwan sesuai dengan pernyataan Biden, ia enggan untuk menjawab secara langsung.
ADVERTISEMENT
“Militer Amerika selalu siap untuk melindungi kepentingan kita dan memenuhi komitmen kita. Saya pikir presiden sudah jelas dalam memberikan jawabannya saat dia menanggapi pertanyaan hipotesis,” jawab Austin.
“Tapi, sekali lagi, kami terus berupaya untuk memastikan bahwa kami memiliki kemampuan yang tepat di tempat yang tepat untuk memastikan bahwa kami membantu sekutu kami mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” imbuhnya.
Austin menambahkan, hingga saat ini ia tidak melihat adanya ancaman yang akan terjadi dalam waktu dekat dari China ke Taiwan.
“Akan tetapi peningkatan aktivitas militer di Selat Taiwan menunjukkan bahwa Beijing bergerak untuk membangun ‘new normal’,” kata Austin.
Angkatan Darat di bawah Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan tembakan langsung jarak jauh ke Selat Taiwan, dari lokasi yang dirahasiakan dalam selebaran ini yang dirilis pada 4 Agustus 2022. Foto: Komando Teater Timur/Handout via REUTERS
Selama ini, dalam memandang situasi rumit antara China-Taiwan, Washington menerapkan kebijakan yang disebut ‘ambiguitas strategis’.
ADVERTISEMENT
Pihaknya tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi dengan Taiwan, namun selama ini keduanya memiliki kerja sama di bidang pertahanan dan militer yang erat.
Secara historis, Washington telah memutuskan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan pada 1979, mengalihkan pengakuan ke Beijing sebagai satu-satunya perwakilan China. Tetapi pada saat yang sama, AS mendukung upaya Taiwan untuk memerdekakan diri dari China.
Terdapat pula sebuah undang-undang yang disahkan oleh Kongres terkait situasi di Taiwan. Di bawah UU tersebut, AS perlu menjual persenjataannya ke Taiwan untuk membantu negara kepulauan itu mempertahankan diri di hadapan angkatan bersenjata China yang jauh lebih kuat.