Menimbang Siapa yang Pantas Jadi Ketua OJK Versi Dirut Bank Mandiri

30 Maret 2017 14:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dirut Mandiri Kartika Wiryoatmodjo. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
Presiden Joko Widodo telah menyerahkan 14 nama calon Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke Komisi XI DPR. Dua nama Ketua Dewan Komisioner OJK yang telah dipilih Jokowi yaitu Wimboh Santoso dan SiPengalaman Wimboh lebih banyak sebagai regulator perbankan, sementara Sigit lebih banyak pengalaman sebagai bankir.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kedua calon tersebut memiliki kredibilitas yang tinggi. Sehingga menurutnya saat ini tinggal menunggu kriteria yang dibutuhkan oleh DPR.
"Jadi masing-masing punya kelebihan sendiri-sendiri dan nanti kita lihat saja menurut DPR kebutuhan untuk tantangan OJK ke depan yang mana," ujar Kartika di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (30/3).
Dirut Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Lebih lanjut ia mengatakan, Wimboh merupakan ex Bank Indonesia dan memiliki kemampuan di bidang makroekonomi dan moneter. Sementara Sigit, memiliki latar belakang perbankan, sehingga menurutnya pemahamannya mengenai perbankan sangat kuat.
"Tergantung arah kebijakan pemerintah, OJK akan difokuskan ke mana, apakah lebih ke peran OJK dalam membantu stabilitas moneter dan kebijakan makro pemerintah atau lebih ke pengawasan detail ke dalam," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Secara pribadi, Kartiko mengatakan, saat ini Dewan Komisioner OJK perlu seseorang yang memahami mengenai makro dan prudensial serta moneter.
"Peran Dewan Komisioner kan beragam. Kalau ketuanya kan lebih ke atas. Kalau yang lainnya kan lebih ke bawah. Jadi kalau di ketua DK mungkin pemahaman mengenai makro dan prudensial serta moneter mungkin penting buat saya," imbuhnya.
Dilansir kumparan (kumparan.com) dari berbagai sumber, Wimboh Santoso memulai kariernya di Bank Indonesia (BI) pada tahun 1984 sebagai pengawas perbankan di BI. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) tahun 1983 tersebut pernah menjabat sebagai kepala perwakilan BI di New York pada tahun 2012.
Jabatan sebagai pengawas perbankan BI diperolehnya usai dirinya menjabat sebagai Direktur Direktorat Pengaturan Perbankan BI periode 2010 - 2012.
ADVERTISEMENT
Selepas dari bank sentral, ekonom kelahiran Boyolali 15 Maret 1957 ini meniti karier di level internasional. Ia menjadi Direktur Eksekutif International Monetary Fund (IMF) mewakili ASEAN plus Fiji, Tonga, dan Nepal sampai April 2015.
Sejak akhir tahun 2015, ayah tiga anak ini terpilih melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri, untuk mengisi posisi sebagai Komisaris Utama.
Di bidang pendidikan, lulus dari UNS, Wimboh melanjutkan studinya dalam program Master of Science in Business Administration di University of Illinois, Amerika pada 1991. Pendidikan ini diselesaikan pada September 1993.
Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang Doktor di Loughborough University, Inggris, dengan studi konsentrasi Financial Economics pada 1995.
Dengan berbagai latar belakang pendidikan itu, Wimboh pun aktif mengajar pada sejumlah Perguruan Tinggi. Dia juga ikut mendirikan program Magister Management Universitas Indonesia di bidang Risk Management pada 2001.
ADVERTISEMENT
Sementara Sigit lahir di Batang, Jawa Tengah, pada 14 November 1958. Ia memulai karier di perbankan sebagai officer di Bank Exim Cabang Semarang tahun 1984-1985. Kariernya pun terus meningkat, hingga mencapai level Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia (BII) tahun 2002-2003.
Selepas itu, ia kembali menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) hingga tahun 2008.
Pada tahun 2006, Sigit juga dipercaya para bankir untuk menjadi Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) pada dua periode.
Usai dari BNI, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang tahun 1983 ini dipercaya sebagai Komisaris Independen Bank BCA. Jabatan tersebut diembannya hingga saat ini.
Selain itu, ia memiliki pengalaman selama lima tahun sebagai direktur di lembaga pembiayaan atau leasing, dan lima tahun di lembaga keuangan bukan bank yang bergerak di pasar modal.
ADVERTISEMENT
Sigit juga memperoleh gelar Master of Business Administration bisnis Internasional dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, Jakarta pada tahun 1995 dan Sarjana Manajemen Perusahaan dari Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 1983.
Pendidikan lainnya yang pernah diikuti adalah Syndicated Loan di Singapura (1997), Leasing di Leasing School in Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat (1990) dan International Treasury Management Program di Singapura (1985).