Menjawab Tuduhan Prabowo Terkait Mayoritas Media Tak Meliput Reuni 212

14 Desember 2018 16:15 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi media Reuni 212 (Foto:  Basith Subastian)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media Reuni 212 (Foto: Basith Subastian)
ADVERTISEMENT
Reuni 212 memang sudah berlalu, namun cerita setelahnya tak benar-benar usai. Buktinya, karena reuni itu, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto geram dengan media. Kemarahannya tersulut lantaran ia merasa saat ini media di Indonesia tak lagi objektif dalam pemberitaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Prabowo menyebut tak ada media yang mau meliput reuni 212. Marahnya Prabowo bukan tanpa alasan. Menurut dia, aksi itu merupakan kejadian pertama di dunia, yakni saat manusia berkumpul sangat banyak tanpa dibiayai oleh siapa pun.
"Hampir semua media tidak mau meliput 11 juta lebih orang yang kumpul, belum pernah terjadi di dunia," kata Prabowo dengan nada tinggi di Hotel Sahid, Sudirman, Jakarta, Rabu (5/12)..
Pria kelahiran 17 Oktober 1951 itu menilai, ketidakobjektifan media saat ini sama dengan upaya untuk membohongi masyarakat.
"Rakyat mau dibohongi otaknya dengan pers yang terus terang saja banyak bohongnya daripada benarnya. Aku tiap hari ada 5-8 koran yang datang ke tempat saya. Saya mau lihat, bohong apalagi nih yang mereka cetak," ujarnya
Pemberitaan Reuni 212 di Koran Nasional. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemberitaan Reuni 212 di Koran Nasional. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Namun, anggapan Prabowo itu tidak sesuai dengan temuan kumparan. Ternyata, banyak media yang memberitakan Reuni 212 tersebut. Mulai dari media siber, cetak, dan televisi.
ADVERTISEMENT
Dalam jejak digital 15 media online nasional di Indonesia menunjukkan, banyak berita yang tayang 2 Desember 2018 terkait Reuni 212. Namun, porsi pemberitaan dari masing-masing media memang memiliki perbedaan.
Sementara media cetak yang terbit tanggal 3 Desember 2018 juga menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda. kumparan menemukan, 12 koran nasional yang memuat pemberitaan terkait reuni 212. Sebagian menempatkannya di halaman muka, tapi ada pula yang menampilkannya di halaman belakang dan tanpa disertai foto.
Namun, berbeda lagi dengan media televisi. Dari 12 stasiun televisi swasta, dua stasiun yang tak menayangkan reuni 212 yakni MetroTV dan Indosiar. Di akun YouTube dan website kedua stasiun televisi tersebut, tak ada berita mengenai jalannya reuni 212 yang tayang di 2 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
Muhamad Hechael, peneliti dari lembaga pemantau penyiaran Remotivi, meluruskan klaim Prabowo Subianto itu. Menurut Heychael, mantan Danjen Kopassus itu salah jika menyebut tak ada media yang meliput reuni 212.
“Sebenarnya bukan enggak ada media yang ngeliput, banyak media yang meliput tapi mungkin tidak jadi prioritas,” ujar Heychael kepada kumparan, Selasa (11/12).
Muhamad Heychael, peneliti Remotivi. (Foto: Facebook/Muhamad Heychael)
zoom-in-whitePerbesar
Muhamad Heychael, peneliti Remotivi. (Foto: Facebook/Muhamad Heychael)
Heychael juga menyayangkan klaim Prabowo yang meragukan keobjektifan media di Indonesia. Sebab, seharusnya klaim pasangan duet Sandiaga Uno di Pilpres 2019 itu disertai bukti yang kuat. Jika tanpa bukti dan data, klaim itu justru berbahaya dan tidak mendidik.
“Mari kita jangan menyebar kecurigaan. Karena enggak dikasih dengan data itu yang saya khawatir. Itu yang saya takutkan dari pidatonya Prabowo, semua media itu pembohong, media yang mana? berita yang mana yang bohong?” katanya.
ADVERTISEMENT
Temuan kumparan terkait banyak media yang meliput acara reuni itu diamini oleh Wahyu Dyatmika, Sekjen Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). Menurut dia, klaim yang mencuat dari mulut Prabowo itu ada karena keterbatasan data.
“Kelihatannya informasi yg diterima Bapak Prabowo kurang lengkap karena faktanya semua media memuatnya (reuni 212). Memang ada yg memuatnya banyak, ada yang sedikit, tergantung kebijakan redaksi masing-masing,” kata Wahyu kepada kumparan, Selasa (11/12).
Selain itu, dia menyebut, porsi peliputan adalah kebijakan redaksi masing-masing media. Jadi sebaiknya siapapun harus menghindari prasangka buruk yang tak mendasar.
“Mari kita sepakati bahwa semua media sudah memuat berita tentang reuni 212 dengan pilihan angle, proporsi, dan format sesuai kebijakan redaksi,” tutup Wahyu.
ADVERTISEMENT
--------
Simak selengkapnya dalam topik Menjawab Tudingan Prabowo.