Menkes: Ada 15 Kasus Hepatitis Akut di Indonesia, Harus Rajin Cuci Tangan

9 Mei 2022 16:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perkembangan kasus hepatitis akut yang tengah menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Pada 27 April 2022, pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran bagi seluruh rumah sakit dan Dinas Kesehatan untuk melakukan pengawasan atau surveillance monitoring terhadap kasus hepatitis misterius. Saat ini sudah ada 15 kasus hepatitis akut misterius yang terdeteksi di Indonesia.
‘WHO menyampaikan adanya outbreak hepatitis akut ini tanggal 23 April. Kami segera menindaklanjuti dengan mengeluarkan SE kepada rumah sakit dan dinkes untuk melakukan surveillance monitoring. Sekarang di Indonesia ada 15 kasus. Di dunia paling besar ada Inggris sebanyak 115 kasus,” paparnya, Senin (9/5).
Budi mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan rekan-rekan ahli kesehatan dari berbagai negara termasuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika. Hasilnya, belum dapat dipastikan virus apa yang menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut tersebut.
Gambar mikroskopis elektron transmisi (TEM) ini mengungkapkan adanya partikel virus hepatitis B (HBV) (oranye). Virion bulat, yang berukuran diameter 42nm, dikenal sebagai partikel Dane. Foto: CDC/Dr. Erskine Palme
Indonesia sendiri masih dalam proses merampungkan penelitian yang dilakukan bersama dengan WHO, para ahli dari Amerika dan Inggris untuk mendeteksi secara cepat seperti apa dan penyebab dari hepatitis akut misterius tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski sebelumnya disebutkan bahwa kasus hepatitis akut misterius disebabkan oleh Adeno Virus 41, namun di sejumlah kasus tidak ditemukan adanya varian virus tersebut.
“Kemungkinan besar Adeno Virus 41, tetapi ada juga banyak kasus yang tidak ada virus Adeno Virus 41 ini. Jadi kita masih melakukan penelitian bersama dengan Inggris dan AS untuk memastikannya,” imbuh Budi.
Dari pantauan sejauh ini, virus menular lewat asupan makanan yang diberikan lewat mulut. Karakter pasien hepatitis tersebut yakni mengalami demam dan buang air besar yang tidak wajar. Baik dari warna feses dan nyeri tidak nyaman di perut.
Virus tersebut menyerang anak di bawah 16 tahun, namun lebih dominan di bawah 5 tahun.
Budi mengimbau dalam pencegahan penularan penyakit hepatitis akut misterius, masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan dan rajin mencuci tangan. Segera cek ke faskes terdekat apabila anak mengalami gejala diare.
ADVERTISEMENT
“Kalau bisa rajin cuci tangan dan memastikan yang masuk ke anak-anak kita itu bersih.
Untuk mengetahui adanya virus, dicek SGPT SGOT nya, kalau sudah di atas 100 lebih, cek ke faskes terdekat. SGPT SGOT normalnya di level 30-an,” pungkasnya.
Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) merupakan enzim yang membantu organ hati mencerna protein dan lemak.
Infografik Waspada Hepatitis Akut pada Anak. Foto: kumparan