Menkes: Dokter Spesialis Dulu Disiapkan di Daerah, Nanti Alkes Mengikuti

18 November 2022 21:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan jumpa pers di Kantor Kemenkes, Jakarta pada Jumat (18/11). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan jumpa pers di Kantor Kemenkes, Jakarta pada Jumat (18/11). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membuka kesempatan bagi dokter lulusan luar negeri agar bisa praktik di dalam negeri. Ia menyebut persoalan dokter spesialis dan alat kesehatan di daerah-daerah terpencil seperti perdebatan ayam dan telur.
ADVERTISEMENT
“Memang ini seperti chicken and egg, apa kita mau nyiapin alat kesehatan atau dokternya dulu,” kata Budi di kantor Kemenkes, Jakarta pada Jumat (18/11).
Kasus kematian karena tidak tersedianya dokter atau alat kesehatan di daerah mayoritas adalah karena penyakit jantung. Budi menjelaskan, penyakit jantung juga menjadi penyerap dana BPJS tertinggi.
“Penyakit yang paling banyak mengakibatkan korban di Indonesia yaitu penyakit jantung,” ungkap Budi.
“Penyakit ini juga yang paling besar bebannya di BPJS Kalau nggak salah dapat Rp 8 triliunan setahun,” sambungnya.
Budi mengatakan bahwa dari 514 rumah sakit kabupaten/kota di Indonesia, baru 200 rumah sakit yang mampu melakukan pemasangan ring jantung.
“Kalau 34 provinsi yang bisa pasang ring, beberapa waktu lalu saya tanya, akhir tahun lalu hanya 28,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Budi menjelaskan bahwa dalam rangka upaya pemerataan dokter dan alat kesehatan di daerah, sebaiknya didahulukan dokter spesialisnya terlebih dulu. Sebab, alat kesehatan bisa diadakan dengan tempo yang relatif lebih cepat.
“Memang sebaiknya dokternya dulu disiapin nanti kalau sudah siap kita ada idealnya dokternya sama alatnya. Tapi kalau suruh prioritas, saya mendingan didik dokternya dulu karena prosesnya lebih lama,” paparnya.
Budi menargetkan pada 2027 seluruh kabupaten/kota sudah memiliki dokter spesialis dan alat kesehatan, khususnya jantung.
Lebih jauh, Budi berharap dengan adanya program adaptasi dokter lulusan luar negeri ini bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang sama. Hal ini agar masyarakat tidak perlu pergi jauh-jauh untuk berobat.
“Jadi masyarakat Indonesia kalau serangan jantung nggak jauh-jauh ke mana-mana. Bisa langsung dirawat di tempat yang terdekat dan kemungkinan selamatnya jadi jauh lebih besar,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT