Menkes Minta Uji Klinik Ivermectin Berlangsung Cepat

13 Juli 2021 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (12/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (12/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Penggunaan ivermectin sebagai obat bagi pasien COVID-19 saat ini tengah memasuki proses uji klinik. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sebagai otoritas terkait telah memberi lampu hijau terkait proses tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta uji klinik tersebut dipercepat. Hal ini untuk memastikan apakah obat ini benar-benar bisa digunakan untuk terapi pasien corona.
"Saya bukan ahlinya tapi saya bilang ke wakil tolong diuji cepet dan skala besar supaya kita tahu dan posisi WHO juga kita dan sudah diizinkan juga oleh BPOM," kata Budi dalam konferensi pers daring, Selasa (13/7).
Ia mengatakan, posisi Kemenkes terkait ivermectin ini untuk penggunaan skala besar harus berdasarkan hasil uji klinik tersebut. Sementara pemberian obat ini harus dengan oleh dokter karena tergolong obat keras.
"Posisi Kemenkes ivermectin ini bisa dipakai dalam uji klinik skala besar untuk menguji validitas ivermectin ini, tapi harus diberikan oleh dokter, ini obat keras, ada yang bilang cocok dan tidak kita kembalikan diskusinya ke paparan ilmiah," ucap dia.
Ilustrasi IVERMECTIN, obat cacingan yang disebut-sebut efektif mengatasi COVID-19. Foto: Shutterstock
Dalam kesempatan yang sama, Budi juga bicara soal ketahanan obat Indonesia. Ia mengakui masih banyak PR dan harus kerja keras terkait penyediaan obat corona ini.
ADVERTISEMENT
"Saya kasih contoh waktu avigan Maret-April 2020 kita maksa kita kimia farma bikin. Dan itu terjadi kita bisa produksi, kimia farma baru lapor kita baru produksi 4,5 juta dan semoga bisa didistribusikan minggu ini," kata dia.
"Hal yang sama juga dengan remdesivir, tocilizumab dan iv ig tiga-tiganya masih impor," sambungnya.
Sebelumnya, Kepala BPOM, Penny K. Lukito, menjelaskan terdapat 8 RS yang tersebar di Jakarta, Medan, dan Pontianak, yang akan melangsungkan uji klinik terhadap obat parasit tersebut.
"Ada 8 RS yaitu RS Persahabatan Jakarta, RS Sulianti Saroso, RS Sudarso Pontianak, RS Adam Malik Medan, RSPAD Gatot Subroto, RSAU dr. Esnawan Antariksa, RSU Suyoto, dan RSDC Wisma Atlet," jelas Penny dalam konferensi pers Penyerahan PPUK Ivermectin, Senin (28/6).
ADVERTISEMENT