Menkes: Pasien Suspect Corona di RS Kariadi Meninggal karena Flu Babi

27 Februari 2020 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Terawan di RSCM, Jakarta Pusat. Foto: Raga Imam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Terawan di RSCM, Jakarta Pusat. Foto: Raga Imam/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan pasien suspect corona di RSUD Dr Kariadi Semarang tidak meninggal karena virus COVID-19 atau virus corona. Menurut Terawan, pasien tersebut meninggal akibat virus H1N1 atau flu babi (swine flu).
ADVERTISEMENT
"Jadi ini bukan COVID-19 tapi ketemunya H1N1, hasilnya di polymerase chain reaction (PCR) dua kali. Kalau H1N1 ada obatnya dan persediaannya ada," kata Terawan di Gedung Menko PMK, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/2).
Terawan menjelaskan, karena pasien tersebut masih masuk dalam daftar suspect corona, maka jenazahnya dibalut dengan plastik. Selain itu, menurut Terawan, H1N1 juga tergolong penyakit yang menular.
Menkes Terawan di RSCM, Jakarta Pusat. Foto: Raga Imam/kumparan
"Jadi begitu mereka menduga ini infeksius, maka otomatis mereka memperlakukan seperti tata cara penyakit infeksius. Maka, begitu sudah dikerjakan, kemudian dilakukan swab sehari sebelum meninggal dan dari data, dibawa ke Balitbangkes," jelasnya.
Setelah itu, Balitbangkes baru melakukan PCR dua kali. Hasilnya, pasien tersebut negatif mengidap COVID-19 namun justru terjangkit H1N1. Hasil tersebut baru didapatkan oleh Kemenkes beberapa hari setelah pasien tersebut dimakamkan.
ADVERTISEMENT
"Obat anti-virusnya ada, perlakuannya sudah benar. Ingat, ini bukan COVID-19, mereka sudah benar, menganggap itu infeksius. Hasilnya H1N1," ungkapnya.
Namun, Terawan belum bisa memastikan, di mana pasien tersebut tertular virus Flu Babi. Virus tersebut sebelumnya sempat menjadi wabah di tahun 2009 silam.
Sebelumnya Dokter Penanggung Jawab Pelayanan RSUP dr Kariadi, dr Fathur Nur Kholis, menyebut pasien suspect corona ini meninggal karena penyakit bronkopneumonia atau infeksi paru-paru dan saluran pernapasan.
"Jadi pasien itu meninggal karena paru-paru mengalami kerusakan, yang jelas bukan virus corona. Penyebab infeksi di paru-paru banyak sekali, bisa virus, bakteri, jamur atau makhluk hidup yang lain. Kasus yang kemarin meninggal bisa terjadi dengan sebab apa pun, termasuk bakteri. Ini bronkopneumonia, tingkat kematiannya memang tinggi," tutur Fathur di Semarang, Rabu (26/2).
ADVERTISEMENT
Selama dirawat di RS dr Kariadi, pasien tersebut sempat diisolasi karena memiliki riwayat pernah ke luar negeri. Sebelum sakit, pasien baru saja pulang dari Spanyol dan transit di Dubai.