Menkes: Pekerja Migran Indonesia yang Pulang Harus Tunjukkan PCR dari Lab Resmi

13 September 2021 17:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indonesia saat ini tengah dihadapi ancaman varian corona baru, seperi varian Mu. Untuk mencegah masuknya varian ini Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan perlunya upaya untuk memperkuat perbatasan negara.
ADVERTISEMENT
Salah satu upayanya adalah memperketat kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI). Budi mengatakan, para PMI yang pulang ke Tanah Air harus menjalani pemeriksaan di laboratorium resmi dan tepercaya dari negara tempatnya bekerja.
Pasalnya, kata Budi, banyak ditemukan PMI yang saat tiba di Indonesia dinyatakan positif corona, meski hasil PCR yang dibawa dari luar negeri adalah negatif.
“Yang banyak masuk betul PMI, jadi pekerja migran rupanya di negara asalnya tidak semua divaksin, mungkin mereka juga tempat tesnya bukan tempat tes yang memang baik yang disediakan, sehingga sebagian besar yang masuk ke kita dan dites positif adalah pekerja migran,” jelasnya dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR secara hybrid, Senin (13/9).
Sebanyak 166 Pekerja Migran Indonesia (PMI) bersiap pulang ke Surabaya dengan menggunakan pesawat carter Citilink QG 8553 dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA) di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: Agus Setiawan/ANTARA FOTO
Budi mengatakan, Kemenkes tengah bekerja sama dengan Kemlu RI dalam memilih lab tepercaya di berbagai negara untuk tes corona bagi PMI.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah bekerja sama dengan Kemlu dan sedang mendekati seluruh negara-negara yang banyak PMI untuk melakukan pemilihan lab mana yang boleh kita pakai untuk tes PCR bagi PMI yang mau datang ke RI,” jelas dia.
Strategi tersebut dicontoh dari China dan Korsel. Budi menjelaskan, pemerintah China dan Korsel hanya mengizinkan beberapa lab di Indonesia yang mereka percaya untuk bisa digunakan oleh orang-orang yang hendak memasuki kedua negara itu.
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia memasuki perbatasan Indonesia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis (20/5). Foto: Agus Alfian/ANTARA FOTO
Saat ini muncul sejumlah varian corona yang tengah menjadi kekhawatiran munculnya gelombang penularan baru, yaitu varian Lambda dari Peru; Mu dari Kolombia; dan C.1.2 dari Afrika Selatan.
Lambda dan Mu sudah termasuk ke dalam variant of interest oleh WHO, sementara C.1.2 belum dikategorikan.
ADVERTISEMENT
Masuknya varian Delta ke Indonesia beberapa bulan lalu membuat pemerintah memutuskan untuk memperketat perbatasan negara. Varian yang pertama teridentifikasi di India ini menyebabkan gelombang kasus yang sangat buruk di Indonesia akibat laju penularannya yang cepat.
“Karena varian-varian berbahaya ini timbulnya dari luar negeri semua: India, Afsel, Brasil dan Amerika, Inggris. Jadi, kita harus memperkuat perbatasan kita, sudah identifikasi semua bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat untuk pastikan kantor karantina diperkuat,” tegas Budi.