Menkes Perbaiki Strategi karena Tes Corona Tak Merata, Kini Kejar Suspek

12 Januari 2021 12:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada pedagang di Pasar Thomas, Jakarta Pusat, Rabu (17/6). Foto: Muhammad Adimaja/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada pedagang di Pasar Thomas, Jakarta Pusat, Rabu (17/6). Foto: Muhammad Adimaja/Antara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemampuan testing corona di Indonesia memang sudah memenuhi standar WHO. Namun belum merata di seluruh daerah.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, misalnya daerah yang kemampuan tesnya tinggi yakni Jakarta. Namun jika melihat Sidoarjo masih sangat kekurangan. Dia memastikan akan memperbaiki strategi testing di Indonesia agar lebih merata dan tepat sasaran.
"Kita ingin pastikan strategi tes diperbaiki, aturan WHO 1:1.000 per minggu, beberapa daerah sudah bisa jadi kalau Indonesia penduduknya 260 juta dibagi 1.000 per minggu dibagi 7, 40 ribu tes per hari sudah cukup dan kita sudah lebih, tapi tak tersebar merata," kata Budi di dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Selasa (12/1).
"Jakarta bisa lebih, 8 dan 9 kali. Ada Sidoarjo yang fasilitasnya kurang, strategi tesnya harus dibenarkan," lanjutnya.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengikuti Rapat Koordinasi Kesiapan Vaksinasi Covid-19 dan Kesiapan Penegakan Protokol Kesehatan Tahun 2021 di Gedung Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Selasa (5/1/21). Foto: Dok. Kemendagri
Dia menilai, saat ini testing di Jakarta juga tinggi karena memang untuk kantor-kantor pemerintahan yang berpusat di Jakarta melakukan tes swab rutin. Misalnya jajaran menteri yang melakukan swab rutin.
ADVERTISEMENT
Ke depan, kata dia, strategi testing juga harus dimasifkan kepada orang-orang suspek. Sehingga langkah antisipasi penyebaran lewat testing ini bisa berjalan.
"Saya bisa 3-4 kali seminggu swab, yang benar strategi testing harus kejar orang-orang yang suspek. Ada keluarga yang suspek dikejar. Kalau positif, 30 orang dites. Agar testing yang keluar sesuai tujuannya dengan identifikasi orang yang kena, bukan testing yang banyak, bukan karena menterinya harus swab terus mau masuk Istana," tuturnya.
Seorang petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada pedagang di Pasar Thomas, Jakarta Pusat, Rabu (17/6). Foto: Muhammad Adimaja/Antara
Dia mengatakan akan memudahkan dan mempercepat akses testing di laboratorium. Sehingga deteksi dini pasien corona bisa lebih cepat diketahui dan dilakukan penanganan agar tak meluas.
"Rencana kita di sisi testing kita akan pastikan akses ke lab-lab PCR dipermudah dan dipercepat. Kita segera keluarkan aturan, WHO sudah resmikan rapid antigen bisa dilakukan sampai level puskesmas, calon suspek dan kontak erat bisa lebih cepat tindak lanjut," kata dia.
ADVERTISEMENT