Menkes: Prokes dalam Kegiatan Keagamaan Akan Diperketat, Cegah Lonjakan COVID-19
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Budi Gunadi mengatakan, Kemenkes akan menjadikan pengalaman lonjakan kasus COVID-19 saat hari raya keagamaan sebagai bahan evaluasi.
"Paling penting aktivitas keagamaan karena kita belajar kalau di tiap hari raya besar, itu akan men-trigger (memicu) pergerakan sosial yang besar, kerumunan sosial yang besar sehingga terjadi lonjakan. Pengalaman kita Januari di nataru, pengalaman kita Juli karena Idul Fitri," kata Budi dalam keterangan pers virtual terkait PPKM, Senin (30/8).
Budi menuturkan, melihat kasus di India, lonjakan COVID-19 juga terjadi saat hari raya keagamaan. Mobilitas saat hari raya keagamaan tidak terkendali sehingga COVID-19 menular dengan cepat.
"Pengalaman di India pertama karena ada upacara keagamaan, kemarin di Kerala, India, naik lagi ada upacara keagamaan berkaitan dengan polanya musiman," ucap Budi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di Indonesia, kenaikan kasus di Bali juga terjadi dalam beberapa waktu terakhir akibat acara keagamaan. Padahal tingkat vaksinasi di Bali cukup tinggi.
"Kita lihat di Bali vaksinasinya sudah tinggi, naik lagi, karena Juli-Agustus adalah saat-saat di mana teman-teman kita melakukan upacara keagamaan," kata Budi.
Oleh sebab itu, Budi memastikan pemerintah akan terus meningkatkan protokol kesehatan ketat dalam setiap acara keagamaan. Sehingga lonjakan kasus COVID-19 dapat ditekan.
"Jadi penting sekali protokol kesehatan itu diimplementasikan di aktivitas keagamaan," pungkas dia.