Menkes: RI Butuh 80 Ribu Tracer Corona tapi Cuma Punya 5 Ribu, TNI/Polri Dilatih

9 Februari 2021 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin berbicara soal testing corona yang harus dilakukan secara epidemiologis dan demi kepentingan surveilans. Tes dilakukan sampai 15 sampai 30 kontak erat per kasus aktif dan dikejar dalam tempo 72 jam.
ADVERTISEMENT
'Tujuannya untuk cepat identifikasi siapa yang tertular kemudian mengisolasi mereka untuk kurangi laju penularan. Strategi penanganan pandemi masukan epidemiolog konsisten: kurangi laju penularan," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (9/2).
Ia menjelaskan, salah satu komponennya adalah identifikasi kasus dan isolasi secepat-cepatnya. Oleh karena itu pemerintah agresif lakukan testing.
"Angka testing kita asumsikan kasus aktif 1,7 juta, ini masukan epidemiolog. Dari 1,7 juta kita kalikan 15 dan memang agak masih gelondongan untuk masukan ke Kemenkeu asumsikan angkanya sekitar Rp 25 juta dan dikalikan Rp 500 ribu. Ini belum rinci mana yang swab antigen dan swab PCR," urainya.
"Kita ambil rata-rata, ya kita ambil Rp 900 ribu (pcr)+ Rp 100 ribu (antigen) bagi dua. Masih proses negosiasi mereka pun tanyakan rinciannya seperti apa, minggu ini sedang difinalkan," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Kata dia, untuk tracing aturan dari WHO mesti punya 30 tracer per 100 ribu penduduk. Jadi, dengan jumlah penduduk Indonesia, kita butuh 80 ribu tracers.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
"Sekarang masih punya 5 ribuan plus rekrut. Karena mesti cepat kita cari cara paling cepat rekrut orang-orang yang kenal daerahnya dan bisa cepat disiplin dia jalan. Kita kontak, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, punya sekitar 60-80 ribu anggota hampir di seluruh desa," ungkapnya.
Menkes menjelaskan, tadi pagi pukul 08.00 WIB ada rapat gabungan dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Dan disepakati mulai besok anggota TNI akan dilatih puskesmas untuk jadi tracer.
"Puskesmas tetap komando surveilans dan ada petugas, untuk berkoordinasi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas diajari tracing. Begitu ada kontak erat bisa enggak 15-30 orang 2 minggu sebelumnya dalam 72 jam di-trace," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Begitu didapat orang tersebut dites dengan antigen, akan kita distribusikan ke puskesmas.