Menkes Segera Survei Cek Antibodi Corona di RI, Selesai Desember

11 Oktober 2021 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan saat menerima bantuan 500 ton oksigen dari Indonesia Morowali Industrial Park Sulawesi Tengah. Foto: Nick Hano/VOXPP
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan saat menerima bantuan 500 ton oksigen dari Indonesia Morowali Industrial Park Sulawesi Tengah. Foto: Nick Hano/VOXPP
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perkembangan terkait rencana survei seroprevalensi untuk mengetahui persentase masyarakat Indonesia yang telah memiliki antibodi terhadap COVID-19.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan pemerintah lantaran untuk mengetahui dengan pasti penyebab dari kasus infeksi yang menurun dengan drastis diakibatkan oleh memang karena sudah banyak penduduk yang memiliki antibodi dari infeksi maupun vaksinasi.
"Melihat kasus di Indonesia turun dengan sangat drastis, salah satu penjelasan ilmiahnya karena banyak rakyat Indonesia sudah memiliki kekebalan baik itu secara buatan melalui vaksinasi atau alamiah karena sembuh dari sakit," kata Budi dalam konferensi pers terkait perkembangan PPKM secara virtual, Senin (11/10).
Survei antibodi ini tentu membutuhkan bantuan tenaga yang cukup besar. Sebab, survei akan dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia dengan melibatkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Oleh karena itu, Kemenkes bekerja dengan Kemendagri sudah menyiapkan seroprevalence survei untuk 21.881 sampel di 34 provinsi di seluruh Indonesia di 100 kab/kota," lanjut Budi.
ADVERTISEMENT
Dengan persiapan tersebut, dirinya menyebutkan bahwa survei yang dilakukan bekerja sama dengan FKM Universitas Indonesia (UI) dan juga WHO ini dapat segera rampung pada Desember mendatang.
"Nanti hasil survei yang diharapkan selesai pertengahan Desember bisa memberikan gambaran lengkap mengenai kondisi kekebalan atau antibodi dari seluruh rakyat kita," pungkas dia.
Ke depannya, survei ini akan dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali. Hal ini dinilai akan membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan-kebijakan selanjutnya termasuk juga bagian dari persiapan transisi dari pandemi menjadi endemi.