Menkes Terawan Ungkap 5 Hambatan Penanganan Virus Corona di Indonesia

2 April 2020 17:38 WIB
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah terus melakukan upaya dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia. Sejak virus corona diumumkan masuk di Indonesia pada 2 April lalu, tercatat hingga Kamis (2/4), sudah menginfeksi 1.790 orang.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia tidak mudah. Setidaknya, ia mencatat ada lima hambatan yang dihadapi pemerintah pusat dalam melawan pandemi ini.
Pertama, sulitnya mendapatkan alat kesehatan dan utamanya alat pelindung diri (APD) dan masker. Terawan mengatakan saat ini dua alat itu menjadi kebutuhan utama di seluruh dunia.
"Memang sekarang diburu seluruh dunia, tadinya memang tidak ada di pasaran, tapi gerak cepat BNPB dan dibantu aparat kita bisa mendapatkan APD dalam waktu singkat dan mudah-mudahan terus sesuai standar APD premium akan bisa kita dapatkan dan distribusikan," kata Terawan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR melalui live streaming, Kamis (2/4).
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto saat forum pimpinan Redaksi terkait isu aktual di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Kedua, Terawan mengatakan beban kerja petugas medis di rumah sakit rujukan sangat tinggi. Beban kerja mereka tinggi karena jumlah pasien virus corona yang masuk terus meningkat setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Terawan mengakui adanya kesulitan dalam melakukan mobilisasi tenaga kesehatan antar fasilitas kesehatan.
Keempat, dibutuhkan lokasi khusus untuk mengkarantina para tenaga medis yang menangani pasien COVID-19. Sejauh ini, sejumlah pihak swasta sudah ikut membantu memberikan tempatnya. Namun Terawan mengatakan, jumlah fasilitas masih jauh dari cukup.
"Kita bersyukur banyak donasi dari teman-teman swasta yang ikut bantu sediakan hotelnya untuk mereka bisa ditempatkan yang lebih layak sehingga mereka istirahat cukup sehingga bisa terus kerja," ucap Terawan.
Kelima, Terawan mengatakan hingga saat ini masih belum ditemukan obat atau vaksin untuk mencegah virus corona. Maka dari itu, langkah yang dilakukan adalah menggunakan tamiflu (Sebuah obat antivirus, sebuah inhibitor neuraminidase yang digunakan dalam penanganan influenza A dan B, dan banyak dikenal sebagai obat yang dianjurkan untuk menangani flu burung) sebagai pengobatan.
ADVERTISEMENT
"Saat ini, berdasarkan rekomendasi dan protokol dari perhimpunan dokter paru indonesia kita gunakan tamiflu yang kita punya sudah ada di dinkes dan sudah dibagikan dan kita bagi lagi 450 ribu tablet tamiflu sesuai protokol PDPI. Rabu kemarin datang bahan baku tamiflu sehingga kita bisa dapatkan 1 juta tablet dalam seminggu 2 minggu mendatang," tutur Terawan.
--------
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!