Menkes Ungkap Alasan Warga Diizinkan Lepas Masker di Outdoor: Super Immunity
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Penjelasannya karena memang banyak rakyat sudah di vaksin terus terkena Omicron, hasil riset di seluruh dunia menunjukkan kombinasi dari vaksinasi ditambah infeksi membentuk di kalangan sains disebut super imunity," kata Budi dalam jumpa pers, Selasa (17/5).
"Jadi kadar antibodinya tinggi ordernya ribuan juga bisa bertahan lebih lama. Jadi berdasarkan hal-hal ini kita melihat masyarakat indonesia sudah memiliki daya tahan terhadap varian baru yang sekarang sedang beredar di seluruh dunia dengan cukup baik," sambung dia.
Menurut Budi, hal ini telah dibuktikan secara ilmiah melalui survei pada September 2021. Dari sana ditemukan ada 93 persen masyarakat di Jawa dan Bali telah memiliki antibodi.
"Nah sebelum mudik lebaran, kita jalankan kita melakukan shadow survei berikutnya untuk melihat orang yang sama, ternyata naik dari 93 persen menjadi 99,2 persen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dengan angka tersebut, Budi menjelaskan, pemerintah Indonesia mulai dapat melangsungkan transisi dari pandemi menuju endemi. Namun tetap dengan ketentuan khusus.
"Jadi misalnya transportasi umum tetap harus pakai, kalau merasa tidak enak badan batuk-batuk juga sebaiknya pakai, dan beberapa hal lainnya, kalau tidak nyaman teman-teman kita diluar banyak yang batuk kita tetap pakai," terang Budi.
"Kecuali dilakukan di ruang tertutup tetap ada ac, di ruang transportasi publik karena banyak transportasi publik kita pakai AC dan tertutup, populasi nya rentan seperti komorbid dan lansia tetap kita minta pakai masker karena itu melindungi diri kita dari penularan," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan pelonggaran kebijakan terkait masker. Beraktivitas di luar ruangan kini tak wajib pakai masker.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik, Jokowi meminta masyarakat tetap menggunakan masker.