Menko PMK: Sekolah Sektor Terakhir yang Dibuka Pemerintah

3 Juni 2020 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy saat saat mengikuti Upacara Hari Lahir Pancasila secara virtual di Kantor Kemenko PMK, Senin (1/6). Foto: Instagram / @muhadjir_effendy
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy saat saat mengikuti Upacara Hari Lahir Pancasila secara virtual di Kantor Kemenko PMK, Senin (1/6). Foto: Instagram / @muhadjir_effendy
ADVERTISEMENT
Skenario new normal disiapkan pemerintah untuk kembali membuka berbagai sektor kegiatan sosial dengan menerapkan protokol pencegahan corona, salah satunya sektor pendidikan.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan sektor pendidikan kemungkinan sektor terakhir yang akan dibuka pascakebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Dibandingkan sektor-sektor yang lain, kemungkinan sekolah adalah sektor yang paling terakhir. Mengingat risikonya tidak bisa dihitung dengan mudah akibat dari pengurangan pembatasan atau pembukaan sekolah," ujar Muhadjir dikutip dari website Kemenko PMK, Rabu (3/6).
Eks Ketua PP Muhammadiyah itu menyatakan, pemerintah belum dapat memastikan kapan sektor pendidikan dibuka. Namun berdasarkan skenario yang sudah dirancang, paling cepat sekolah baru akan dibuka akhir tahun atau bahkan awal tahun baru.
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
"Itu hanya ancar-ancar saja. Kalau menurut kalender itu pertengaham Juli, tapi Kemenko PMK tidak merekomendasikan skenario masuk sekolah pada waktu tersebut," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono mempertegas bahwa skenario yang paling moderat untuk belajar mengajar tatap muka adalah pada akhir Agustus atau awal September.
"Kalau di akhir Juli sudah 0 (nol), tapi akan lebih baik di akhir Desember. Worst scenario-nya sampai akhir Desember belajar mengajar dari rumah," ungkapnya.
Menurut Agus, selain untuk melindungi anak-anak sebagai generasi bangsa agar tidak terpapar Covid-19 setelah masuk sekolah, momentum tersebut juga dapat menjadi kesempatan bagi orang tua memperkuat pendidikan di dalam keluarga.
"Pada prinsipnya tidak hanya belajar online, tapi bisa guru memantau, kunjungan guru ke murid dengan memikirkan physical distancing. Yang jelas kita tidak ingin seperti di Perancis dan Korea Selatan yang membuka sekolah kemudian banyak murid terpapar," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad, menjelaskan tahun ajaran tahun ini digelar pada 13 Juli 2020, namun tak berarti siswa belajar di sekolah.
"Tanggal 13 Juli tahun pelajaran baru, tetapi bukan berarti kegiatan belajar mengajar tatap muka," kata Hamid kepada kumparan, Selasa (2/6).
"Metode belajar akan tergantung perkembangan kondisi daerah masing-masing," imbuhnya
--------------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.