Menko PMK Sentil Depok soal Penyediaan Makanan Cegah Stunting

21 November 2023 18:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy saat di Yogyakarta, Jumat (11/8/2023). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy saat di Yogyakarta, Jumat (11/8/2023). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta pemerintah daerah memikirkan dengan serius penyediaan menu makanan untuk mencegah stunting dalam Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Muhadjir menyusul ramainya menu PMT pencegah stunting di Depok yang ramai dibahas karena dianggap terlalu sederhana dan dipertanyakan kecukupan gizinya. Menu yang diberikan berupa nasi, telur, tahu hingga nugget.
Sebab hal ini terkait dengan target pemerintah untuk menurunkan stunting menjadi 14 persen pada 2024 untuk kepentingan jangka panjang menyiapkan generasi emas pada 2045.
Muhadjir juga mengemukakan pentingnya Pemerintah Kota Depok melakukan perbaikan terkait dengan penyediaan menu PMT agar memenuhi kebutuhan gizi secara seimbang.
"Karena makanan tambahan harus memenuhi syarat karbohidrat, protein hewani, vitamin, mineral, harus betul-betul syarat cukup," kata Muhadjir seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/11).
Ia juga mengatakan tentang distribusi pelaksanaan program itu yang bisa diserahkan kepada masing-masing desa, sedangkan penyediaan menu secara bervariasi bisa melibatkan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
ADVERTISEMENT
Muhadjir mengatakan, menu PMT harus sesuai dengan standar gizi dengan berbasis kearifan lokal masing-masing. Menurutnya menu lokal itu bisa didapat dari lingkungan sekitar. Jangan makanan bersifat cepat saji atau frozen.
"Menurut saya kita dorong makanan tambahan berbasis kearifan lokal. Enggak usah paksa harus seragam apalagi pakai nugget. Pakai tahu yang kemudian di dalamnya dikasih nugget itu saya kira enggak benar," ucap Muhadjir.
Dia menyebut meskipun saat ini pemerintah daerah leluasa menentukan menu dalam program itu, mereka harus tetap memikirkan menu PMT yang sesuai standar gizi dengan berbasis kearifan lokal.
Menu makanan itu harus bergizi seimbang, antara lain harus memenuhi syarat karbohidrat, protein hewani, vitamin, dan mineral.
ADVERTISEMENT
Misalnya makanan berbasis kearifan lokal di daerah dengan usaha peternakan ayam yang cukup banyak sehingga daging ayam dan telur bisa digunakan sebagai bahan makanan PMT.
"Program ini untuk meningkatkan atau menambah mereka yang mengalami gizi kurang, terutama mereka yang sedang hamil, ibu hamil, dan anak di bawah dua tahun," ucap Muhadjir.
Dia juga mengingatkan pemerintah daerah dan jajaran agar menggunakan anggaran untuk Program PMT dengan baik. Pemerintah pusat telah menyediakan alokasi untuk APBD dan Dana Desa guna program penanganan stunting.
"Terutama APBD dan Dana Desa, itu bisa digunakan bersama. Jadi dana daerah dan Dana Desa bisa digunakan bersama-sama," ujarnya.