Menkop UKM Minta Universitas Bangun Lab Wirausaha, Tingkatkan Pengusaha Muda

5 Oktober 2020 23:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Dok. MenKopUKM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Dok. MenKopUKM
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyatakan peran penting perguruan tinggi atau universitas dalam membangun jiwa wirausaha sejak dini kepada mahasiswanya.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan tertulisnya, Teten meminta universitas tidak hanya menyediakan tenaga terdidik dan terampil untuk dunia usaha, tetapi juga menghasilkan para pengusaha muda.
“Dengan cara menjadikan entrepreneurship sebagai program studi kewirausahaan, juga mendirikan laboratorium atau inkubator kewirausahaan,” kata Teten dalam acara webinar dengan tema ‘Peran Perguruan Tinggi Membangun Jiwa Wirausaha’ yang diselenggarakan Universitas Ma'soem, Senin (5/10).
Teten menyebut berdasarkan data Kemenkop UKM pada 2018, rasio kewirausahaan Indonesia baru sekitar 3,47 persen. Rasio tersebut, kata dia, sangat rendah bila dibandingkan dengan sesama negara ASEAN, seperti Singapura yang mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen, dan Malaysia mencapai 4,74 persen.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Dok. Istimewa
“Di sisi lain, mayoritas orang Indonesia masih cenderung berpihak pada financial security atau hidup aman. Padahal Profesor Kirzner menyampaikan, jika suatu negara ingin maju, jumlah entrepreneur-nya harus banyak. Entrepreneurship is the driving force behind economic growth,” ucap Teten.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan pemerintah telah melakukan upaya berkelanjutan untuk mendukung peningkatan kewirausahaan melalui berbagai pelatihan dan vokasi, terutama pelatihan yang menyentuh teknologi dan digitalisasi, kemitraan, dan pendampingan.
“Dengan bantuan teknologi, kami berharap mahasiswa maupun anak muda dapat memanfaatkan Informasi Teknologi (IT) untuk peningkatan usahanya, melalui akses pemasaran dan juga permodalan,” ujar Teten.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2019 berjumlah 7,05 juta orang, dengan lulusan sarjana sebesar 5,67 persen atau hampir 400 ribu lulusan sarjana menganggur.
com-Ilustrasi seorang wirausaha Foto: Shutterstock
Untuk mengatasi hal itu, kata Teten, pihak universitas perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang konkret berdasarkan masukan empiris. Hal itu untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna, agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha.
ADVERTISEMENT
“Dengan meningkatnya wirausahawan dari kalangan sarjana, diharapkan dapat mengurangi pertambahan jumlah pengangguran, bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan,” kata Teten.
Ia optimistis jiwa wirausaha para mahasiswa bisa dibina lantaran pemikirannya masih segar, memiliki kreativitas, dan daya inovasi lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Tak hanya itu, para mahasiswa ditunjang dengan berbagai kelebihan, seperti memiliki akses jaringan dan keterampilan kekinian (digital skill) yang tidak didapatkan oleh generasi sebelumnya.
“Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan pasar kerja semakin ketat, oleh karena itu, para anak muda juga harus bisa mengubah pola pikir, dari mencari pekerjaan menjadi menciptakan lapangan pekerjaan,” tutupnya.