Menlu AS Bersumpah Akan Ambil Tindakan Tegas terhadap Militer Myanmar

22 Februari 2021 11:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu AS Anthony Blinken. Foto: Brendan Smialowski / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menlu AS Anthony Blinken. Foto: Brendan Smialowski / AFP
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, mengatakan negaranya akan melakukan tindakan tegas terhadap pemerintah Myanmar yang melakukan kekerasan kepada warganya.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan pada Minggu (21/2) setelah dua demonstran Myanmar ditembak mati dalam unjuk rasa.
“Amerika Serikat akan terus mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang melakukan kekerasan terhadap rakyat Burma karena mereka menuntut pemulihan pemerintahan yang dipilih secara demokratis,” ucap Menlu Blinken dalam unggahannya di Twitter, seperti yang dikutip dari Reuters.
“Kami mendukung rakyat Burma,” sambung Blinken.
Pasukan Keamanan Myanmar tidak dapat menghentikan unjuk rasa yang telah berlangsung lebih dari dua minggu. Termasuk protes dari gerakan pembangkangan sipil yang menuntut pembatalan kudeta Myanmar 1 Februari 2021 dan pembebasan pemimpin Aung San Suu Kyi.
Menkeu AS Janet Yellen. Foto: Christopher Aluka Berry/REUTERS
Kepastian soal tindakan tegas AS datang 10 hari setelah AS menjatuhkan sanksi kepada militer Myanmar. Presiden AS Joe Biden menyetujui sanksi yang dijatuhkan kepada militer Myanmar sebagai tanggung jawab mereka atas kudeta pemerintahan yang dilakukannya.
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan AS juga memperbarui sanksi terhadap dua pejabat tinggi militer Myanmar. Ini dilakukan atas tuduhan terhadap mereka karena telah menjadi otak dalam kudeta Myanmar.
“Jika ada lebih banyak kekerasan terhadap pengunjuk rasa, maka sanksi militer Burma hari ini hanyalah sanksi yang pertama,” ucap Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.
Sebuah kendaraan lapis baja berkeliling di jalan selama protes melawan kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Minggu (14/2). Foto: Stringer/REUTERS
Sebelumnya, seorang perempuan muda bernama Mya Thwate Thwate Khaing yang ikut demonstrasi antikudeta militer di Myanmar tewas akibat tembakan di bagian kepala. Mya Thwate merupakan satu dari dua orang yang terluka parah akibat ditembak.
Mya meninggal 10 hari sejak ditembak, yakni pada Jumat (19/2). Kini ia menjadi simbol perlawanan nasional.