Menlu Iran: Palestina Bukan Real Estate, Tidak Bisa Dijual atau Dibeli

6 September 2019 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menilai gagasan terbaru dari Amerika Serikat untuk mewujudkan perdamaian antara Palestina dan Israel, yakni The Deal of Century, tidak akan berhasil.
ADVERTISEMENT
The Deal of Century menawarkan kesepakatan berupa dana investasi lebih dari USD 50 miliar atau setara dengan Rp 705 triliun untuk Palestina jika setuju berdamai dengan Israel. Dana tersebut, bisa digunakan untuk pengembangan bidang pariwisata, pendidikan dan infrastruktur.
Oleh sebagian pengkritik, solusi perdamaian yang digagas oleh Jared Kushner, menantu Presiden AS Donald Trump, disebut mirip seperti 'brosur real estate'. Di Palestina dan beberapa negara dunia, sepakat menentang solusi tersebut.
"Untuk Palestina, kami percaya solusi real estate saat ini akan gagal," kata Zarif usai bertemu dengan Menlu Retno Marsudi di Kemlu RI, Jakarta Pusat, Jumat (6/9).
Pertemuan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (kanan) dengan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Perdamaian di Palestina adalah salah satu topik yang jadi pembicaraan dalam pertemuan Zarif dan Retno.
ADVERTISEMENT
Bagi Zarif, solusi dari AS itu sama saja dengan memperjual-belikan Palestina. Padahal, Palestina adalah satu negara yang memiliki hak untuk mengatur dirinya sendiri.
"Palestina adalah aspirasi nasional, Palestina adalah kiblat pertama di dunia Muslim, Palestina bukan bagian dari real estate, dia tidak dapat dibeli, dijual, atau disewakan," kata Zarif.
Selain itu, Zarif menilai solusi perdamaian berupa dana investasi sama saja menghancurkan harapan rakyat Palestina.
"Harapan mereka tidak dapat dimusnahkan melalui kesepakatan bisnis dan kami sepakat bahwa hak Palestina perlu dihormati hak untuk mandiri dan menentukan nasibnya sendiri, hak untuk tanah air, hak untuk negara sendiri dengan Al Quds Al Syarif sebagai ibu kotanya," kata Zarif.
Zarif menegaskan Iran dan Palestina akan terus berkomitmen untuk mendukung perdamaian di Palestina.
ADVERTISEMENT
"Itu adalah posisi bersama yang selalu jadi acuan Iran dan Indonesia, kami terus dengan posisi itu di dalam OKI, dan di PBB," kata Zarif.