Menlu Israel Usulkan Rencana Pembangunan Gaza dan Perbaikan Kondisi Palestina

13 September 2021 10:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid. Foto: Debbie Hill/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid. Foto: Debbie Hill/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menyampaikan usulan untuk membangun Gaza dan memperbaiki kondisi kehidupan rakyat Palestina.
ADVERTISEMENT
Namun, usulan tersebut datang dengan syarat untuk Hamas. Kelompok tersebut diminta berhenti meluncurkan serangan terhadap Israel, dengan tujuan menyelesaikan “kekerasan yang tak pernah berakhir” antara kedua pihak.
Pada Minggu (12/9), Lapid mengatakan rencana ini bertujuan untuk menunjukkan kepada rakyat Palestina di Gaza bahwa kampanye kekerasan Hamas terhadap Israel adalah alasan mengapa mereka hidup di tengah kemiskinan, kekurangan, kekerasan, dan dengan tingkat pengangguran tinggi, tanpa harapan.
Ia menekankan, Israel tidak menyerukan negosiasi dengan Hamas karena mereka tidak berdialog dengan “organisasi teroris” yang ingin menghancurkan mereka.
Dalam tahapan pertama rencana itu, infrastruktur di Gaza akan diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Mulai dari sistem kelistrikan hingga pengairan.
Orang-orang duduk di dekat puing-puing rumah mereka yang hancur, di Jalur Gaza, Minggu (23/5). Foto: Ahmed Jadallah/REUTERS
“Sistem kelistrikan akan diperbaiki, gas akan dihubungkan, pusat desalinasi air akan dibangun, perbaikan signifikan pada sistem pelayanan kesehatan, dan pembangunan kembali perumahan dan infrastruktur transportasi akan dilakukan,” ujar Lapid pada pidato di Reichman University, Herzliya, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
“Sebagai gantinya, Hamas harus berkomitmen untuk ketenangan jangka panjang. Adanya pelanggaran dari Hamas akan menghentikan prosesnya atau menundanya,” lanjutnya.
Lapid menambahkan, proses ini tidak akan mampu berjalan dengan baik tanpa dukungan dan keterlibatan komunitas internasional, terutama Mesir.
Jika tahapan pertama itu berjalan lancar, kata Lapid, Gaza akan menyaksikan pembangunan pulau buatan di pesisirnya yang nantinya akan memungkinkan pembangunan pelabuhan. Selain itu, “jalur hubungan transportasi” antara Gaza dan Tepi Barat akan dibentuk.
Lapid mengatakan, rencana ini sudah mendapat dukungan dari Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan juga telah dipresentasikan kepada mitra-mitra Arab, Amerika Serikat, Rusia, dan Uni Eropa.
Warga Palestina berkumpul setelah kembali ke rumah mereka yang hancur, setelah gencatan senjata Israel-Hamas, di Gaza, Jumat (21/5). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
“Masih banyak hal yang harus dikerjakan, kami masih merancangnya. Tetapi jika rencana ini memiliki kesempatan untuk sukses dan memperoleh dukungan yang luas, saya akan mengusulkannya kepada pemerintah dalam posisi resmi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut militer Israel (IDF), beberapa jam setelah pidato Lapid itu, serangan kembali terjadi. IDF mengatakan, sistem pertahanan mereka mencegat roket yang diluncurkan dari Gaza menuju selatan Israel.
Pada Senin (13/9) dini hari, Israel membalas serangan tersebut. Dalam keterangan IDF, jet tempur Israel menyerang empat kompleks militer Hamas dan sebuah terowongan di Gaza. Tidak ada laporan adanya korban luka.
Konflik Israel dan Hamas memuncak pada bulan Mei lalu. Keduanya saling meluncurkan serangan selama 11 hari lamanya. Lebih dari 250 warga Palestina dan belasan warga Israel tewas akibatnya.
Saling serang tersebut diakhiri dengan genjatan senjata yang dijembatani oleh Mesir. Komisioner Tinggi PBB untuk HAM pada akhir Mei mengatakan, serangan udara Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur sipil.
ADVERTISEMENT