Menlu Retno: 200 Juta Pemuda Asia Tenggara Menunggu Diberdayakan

19 Oktober 2018 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu RI Retno Marsudi di acara Youth Conference&Exhibition di Sheraton Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu RI Retno Marsudi di acara Youth Conference&Exhibition di Sheraton Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyinggung soal potensi pemuda di Asia Tenggara. Menurutnya, ratusan juta kaum muda di kawasan siap diberdayakan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Retno saat menyampaikan pidato di Regional Youth Conference on Peace and Tolerance di Jakarta. Konferensi itu diadakan oleh ASEAN Institute for Peace and Democracy (ASEAN–IPR).
“Lebih dari 200 juta pemuda di Asia Tenggara memiliki potensi besar dan menunggu untuk diberdayakan,” ujar Retno di Gandaria City, Jumat (19/10).
ASEAN-IPR Youth Conference&Exhibition di Sheraton Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
ASEAN-IPR Youth Conference&Exhibition di Sheraton Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Retno menjelaskan, 200 juta pemuda di Asia Tenggara adalah sebuah bonus demografi yang bisa dimanfaatkan. Bonus demografi adalah kondisi usia produktif mendominasi suatu kawasan atau negara.
Oleh karena itu, Retno mengatakan anak muda perlu diberdayakan sejak dini. Caranya adalah dengan menyediakan lingkungan yang mampu membuat para pemuda tumbuh dan berkembang menjadi penggerak ekonomi.
“Kita harus menyediakan lingkungan yang memungkinkan bagi para pemuda untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi,” kata Retno.
ADVERTISEMENT
Lingkungan yang dimaksud Retno adalah lingkungan yang terbuka dan menunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
"Pemberdayaan pemuda hanya bisa berkembang di lingkungan masyarakat yang terbuka dan toleransi,” kata Retno.
Selain itu, yang tidak kalah penting, pemerintah negara-negara di Asia Tenggara juga harus mendukung dengan menyediakan kerangka kerja yang memadai serta mendorong peningkatan kreativitas para pemuda di Asia Tenggara.