Menlu Retno: AS Beri Tambahan 800 Ribu Vaksin Corona untuk Indonesia

25 September 2021 11:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan terkait kedatangan Vaksin COVID-19 Tahap 56 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (11/9). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan terkait kedatangan Vaksin COVID-19 Tahap 56 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (11/9). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menlu Retno Marsudi mengungkapkan Indonesia bakal mendapatkan tambahan 800 ribu dosis vaksin corona dalam waktu dekat. Tambahan stok vaksin ini berasal dari Amerika Serikat melalui Covax Facility.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan Retno usai melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS, Victoria Nuland, di sela-sela Sidang Umum PBB ke-76 di New York.
"Dalam pertemuan tersebut, setelah kita membahas pandemi dan lain-lain, maka AS kembali menyampaikan keputusan untuk memberikan tambahan vaksin kepada Indonesia melalui Covax Facility sebesar kurang lebih 800 ribu dosis," ungkap Retno dalam press briefing dari New York, Sabtu (25/9).
Meski begitu, Retno tidak merinci jenis vaksin corona apa yang akan diberikan AS.
Kedatangan vaksin corona tahap 12, vaksin dari COVAX, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/5). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
"Ada komitmen baru menambah vaksin 800.000 dosis melalui Covax Facility dan dalam waktu dekat akan tiba di Indonesia," kata dia.
Ia pun menyampaikan apresiasi Amerika Serikat yang sudah memberikan sejumlah bantuan vaksin corona. Misalnya, beberapa waktu lalu Indonesia menerima 12,6 juta dosis vaksin, terdiri dari vaksin Moderna dan Pfizer.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu juga, ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada negara-negara yang sudah dose-sharing dengan Indonesia, seperti Belanda, Jepang, dan Prancis.
Dalam pertemuan itu juga, Retno mendorong agar terciptanya tata kelola kesehatan global yang lebih kuat untuk menghadapi risiko terjadinya pandemi lain di masa yang akan datang.
"Saya juga membahas bagaimana ke depan dunia dapat memperkuat tata kelola kesehatan global, sehingga mampu mengantisipasi potensi pandemi di masa yang akan datang," pungkasnya.