Menlu Retno: Kesenjangan Vaksin COVID-19 Bisa Perlama Pandemi Corona

7 Juni 2021 18:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Retno Marsudi saat pertemuan dengan Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan di Jakarta, Kamis (25/3). Foto: Kemenlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno Marsudi saat pertemuan dengan Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan di Jakarta, Kamis (25/3). Foto: Kemenlu RI
ADVERTISEMENT
Sudah hampir setengah tahun program vaksinasi COVID-19 berjalan di dunia. Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dan 9 negara anggota ASEAN lainnya terus berjuang untuk memenuhi target vaksinasi mereka.
ADVERTISEMENT
Tetapi, vaksinasi COVID-19 di banyak negara masih menemui masalah pelik. Menteri Luar Negeri RI, Retno L Marsudi, mengungkapkan bahwa salah satu isu yang hingga kini masih bergulir adalah kesenjangan vaksin.
Dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri negara anggota ASEAN dengan Menteri Luar Negeri China, Retno mengangkat pentingnya meningkatkan respons terhadap pandemi corona.
“Terkait isu pertama yaitu peningkatan respons ASEAN-RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China) terhadap pandemi, dalam pernyataan nasional saya kembali menekankan bahwa pandemi masih jauh dari selesai,” jelas Retno dalam jumpa pers virtual, Senin (7/6).
“Kesenjangan vaksin global berisiko memperlama pandemi termasuk di Asia Tenggara,” lanjutnya.
Kesenjangan vaksin di dunia, menurut Retno, dapat terlihat dengan jelas. Negara-negara maju dan kaya raya menikmati lebih dari setengah pasokan vaksin yang tersedia di dunia.
Seorang wanita bersiap untuk menerima suntikan vaksin corona Sinovac, selama program vaksinasi massal di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
“Saat ini, 75% vaksin dinikmati oleh 10 negara dan hanya 0,4% yang dinikmati negara berpendapatan rendah. ASEAN baru vaksinasi 7,8% populasinya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Berarti, masih banyak negara berkembang dan negara berpendapatan rendah yang kekurangan pasokan vaksin di negaranya. Sementara, jika progres vaksinasi COVID-19 semakin lama, garis akhir pandemi pun akan semakin jauh untuk bisa tercapai.
Menlu Retno berharap China, sebagai salah satu negara maju dengan produksi vaksin yang berlimpah, bisa turun tangan untuk membantu mengatasi kesenjangan vaksin ini, sehingga program vaksinasi pun bisa semakin dipercepat.