news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menlu Retno: Sentralitas ASEAN Tidak Turun dari Langit, Harus Diupayakan

14 September 2021 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-AS secara virtual, Rabu (14/7).  Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-AS secara virtual, Rabu (14/7). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Dunia saat ini tengah menghadapi situasi yang dinamis. Dengan adanya pergeseran pusat kekuatan dunia hingga konflik antarnegara, Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara harus terus memperkuat sentralitas dan kesatuannya.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan demi menghadapi situasi seperti itu, kesatuan dan sentralitas ASEAN itu harus diupayakan. Sebab, sentralitas ASEAN tidak tercipta begitu saja.
“Kita sering mendengar kata-kata kesatuan dan sentralitas ASEAN. Kesatuan dan sentralitas ASEAN adalah kalimat yang indah, nice words. Kesatuan dan sentralitas ASEAN tidak turun begitu saja dari langit, bukan given. [Ini] adalah sesuatu yang harus diupayakan, we have to earn it,” ungkap Menlu Retno dalam diskusi virtual Ulang Tahun ke-50 CSIS: Dialog Nasional Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia pada Selasa (14/9).
Ia mengatakan, tantangan ASEAN saat ini adalah untuk tetap solid dalam mempertahankan sentralitas di kawasan. Selain itu, menurut Retno, ASEAN juga harus menjadi lokomotif perdamaian dan kesejahteraan kawasan.
ADVERTISEMENT
“ASEAN harus jadi organisasi yang relevan bagi rakyatnya maupun dunia. Prinsip ASEAN sebagaimana tertuang dalam Piagam ASEAN harus dihormati dalam sebuah kesatuan,” tegasnya.
Menlu Retno mengambil contoh krisis di Myanmar akibat kudeta. Jika masalah tersebut tidak segera diselesaikan oleh ASEAN, kepercayaan komunitas internasional bisa tergerus karenanya.
Gedung sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), menjelang pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta, Indonesia, Jumat (23/4). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
“ASEAN harus diperkuat dan Indonesia memiliki komitmen tinggi. Semangat inilah yang mendorong ASEAN Outlook Indo-Pacific. Ini menunjukkan sikap ASEAN dalam kerja sama inklusif dalam membangun ASEAN sebagai kawasan stabil,” jelasnya.
Terminologi Indo-Pacific merujuk pada wilayah antara India dan Pantai Pasifik Amerika Serikat. Wilayah ini telah menjadi sasaran strategis AS, India, Jepang, dan Australia untuk memperluas pengaruh ekonomi, terutama untuk mengalahkan dominasi China.
Menurut pengamat, kebijakan Indo-Pacific negara-negara Barat berpotensi memecah belah ASEAN. ASEAN kemudian merasa harus memiliki pendekatan Indo-Pasifik sendiri yang tidak memihak kubu manapun.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia kemudian menggagas Konsep Indo-Pacific Outlook dengan lima prinsip dasar, yaitu keterbukaan, transparansi, inklusivitas, dan sentralitas ASEAN.
“Yang menjadi prioritas ASEAN saat ini adalah kerja sama konkret dalam pelaksanaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Sudah saatnya kita melangkah dengan kerjasama konkret, karena masalah-masalah prinsip sudah secara jelas tertera di dalam outlook tersebut,” pungkasnya.