Menlu Rusia Walk Out saat Pelaksanaan G20 di Bali

9 Juli 2022 9:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 8 Juli 2022. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 8 Juli 2022. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan pertemuan tingkat menteri G20 di Bali, pada Jumat (8/7/2022) diwarnai aksi walk out Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Penyebabnya adalah kritik Barat terhadap invasi Rusia di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Lavrov menjadi salah satu sorotan utama pelaksanaan pertemuan tingkat menteri G20. Bahkan, sebelum Lavrov tiba di Bali, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat berkata perang baru saja dimulai.
Saat tiba di arena pertemuan G20, Lavrov diteriaki wartawan asing dengan kalimat 'kapan kau menghentikan perang'. Lavrov tidak mengindahkan teriakan tersebut, ia memilih tetap berjalan dan bersalaman dengan Menlu RI Retno Marsudi, kemudian masuk ke dalam ruang pertemuan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 8 Juli 2022. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Suasana di dalam ruang pertemuan antar menteri ternyata tak kalah panas. Lavrov menyebut, Barat terlalu sibuk mengkritik Rusia. Menurutnya tindakan Barat membuat kesempatan membahas bagaimana upaya bersama mencegah permasalahan ekonomi global gagal dibahas.
"Agresor, penjajah, perebut wilayah orang. Kami mendengar banyak hal hari ini," kata Lavrov usai sesi pertama G20, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Joseph Borrell, menyebut bahwa Lavrov sempat datang dan membacakan pernyataan pada sesi kedua. Namun, Lavrov langsung pergi dan tidak mendengarkan pernyataan anggota lain.
"Tindakan Lavrov tidak hormat," ucap Borrell.
Semenjak meluncurkan invasi ke Ukraina pada Februari lalu, Rusia mendapat sanksi Barat. Barat dan Ukraina pun menuding Rusia tidak punya justifikasi atas aksinya tersebut.