Menlu Turki Puji Permintaan Finlandia Gabung NATO, Kritik Provokasi Swedia
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menlu Finlandia Pekka Haavisto, kata Cavusgolu, membahas ambisinya dengan damai. Cavusoglu menyebut Finlandia memperlihatkan rasa hormat dalam menghadapi keprihatinan Turki.
Namun, sikap itu tidak ditunjukkan Menlu Swedia, Ann Linde. Menurut Cavusoglu, Linde kerap melayangkan pernyataan yang memprovokasi.
"Pernyataan menteri luar negeri Swedia sayangnya tidak konstruktif. Dia terus membuat pernyataan provokatif," jelas Cavusoglu di sela-sela pertemuan informal para menteri luar negeri NATO, dikutip dari AFP, Senin (16/5).
"Tetapi kami tidak melihat hal yang sama di Swedia," tegasnya.
Turki telah mengancam akan menghalangi permohonan keanggotaan dua negara tersebut. Calon anggota membutuhkan persetujuan bulat dari anggota aliansi itu untuk bergabung.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengkritik mereka pada Jumat (13/5). Erdogan menuduh, dua negara itu ialah tempat aman bagi teroris.
ADVERTISEMENT
Dia merujuk pada Partai Buruh Kurdistan (PKK) dan Satuan Perlindungan Rakyat (YPG). Turki, Uni Eropa, dan AS menganggap PKK sebagai organisasi teroris.
Cavusoglu mengatakan, Swedia dan Finlandia mendukung kelompok-kelompok milisi tersebut. Dia bahkan menuding, Swedia mempersenjatai mereka.
"Kami selalu mendukung kebijakan pintu terbuka NATO," jelas Cavusoglu.
"Tetapi fakta bahwa kedua negara ini berhubungan dengan anggota organisasi teroris, bahwa Swedia mengirimi mereka senjata dan bahwa mereka memberlakukan pembatasan ekspor peralatan pertahanan ke Turki bertentangan dengan semangat aliansi," lanjutnya.
Cavusoglu kini sedang menunggu tawaran jaminan dari kedua negara tersebut. Dia mengharapkan pemutusan dukungan terhadap kelompok milisi. Cavusoglu juga menantikan ekspor ke negaranya.
"Sangat penting untuk mengakhiri dukungan bagi organisasi teroris dan mencabut pembatasan ekspor ke Turki. Saya tidak mengatakan itu sebagai alat tawar-menawar, tetapi karena itulah artinya menjadi sekutu," tegas Cavusoglu.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengakui perselisihan tersebut. Namun, dia mengungkap keyakinan atas penyelesaiannya pada Minggu (15/5). Stoltenberg menekankan, Ankara tidak berusaha memblokir keanggotaan mereka.
Usai pertemuan NATO, sejumlah anggota menyuarakan hal serupa. Mereka mengatakan, pembicaraan telah memasuki jalur yang benar. Jerman turut menambahkan, keanggotaan kedua negara itu bisa disetujui dengan cepat.
"Saya yakin kita akan dapat menemukan titik temu, konsensus tentang bagaimana mengatasi masalah keanggotaan," terang Stoltenberg.