Menristek Bicara Dampak Pandemi Munculkan Talenta Luar Biasa Peneliti RI

27 Oktober 2020 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bambang Brodjonegoro tiba melambaikan tangan saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Brodjonegoro tiba melambaikan tangan saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro bersyukur Indonesia tertolong karena sumbangsih para peneliti dan sejumlah pihak yang bekerja siang-malam guna mengupayakan kesembuhan pasien positif corona.
ADVERTISEMENT
Menurut Bambang, dukungan pemerintah juga membuat para peneliti Indonesia mengeluarkan potensi dan bakat terbaiknya dalam mengatasi pandemi corona.
"Kebetulan karena mereka (peneliti) sekarang terbuka apa yang dibutuhkan negara ini dalam kondisi yang begitu pendek, ada masa krisis pandemi ini terbuka apa yang jadi kebutuhan dan saat ini juga keahlian mereka yang selama ini mungkin agak terpendam akhirnya difasilitasi oleh pemerintah," ujar Bambang dalam diskusi bersama BNPB, Selasa (27/10).
Ventilator buatan Universitas Indonesia. Foto: Dok. Universitas Indonesia
Hal itu, kata Bambang, terbukti dari keberhasilan konsorsium riset yang dibentuk pemerintah atas kontribusi para peneliti. Alhasil mulai muncul inovasi-inovasi penanganan pandemi corona, seperti alat rapid test, PCR, hingga ventilator buatan negeri.
"Sudah kami buktikan awal pandemi Maret kemarin kami bentuk konsorsium riset dan inovasi COVID-19 yang akomodir perguruan tinggi, lembaga penelitian, sampai industri, dan beberapa institusi pemerintah ternyata dengan model keroyokan dan kolaborasi dalam waktu 3 bulan udah mulai berbagai inovasi yang bisa menutupi kebutuhan yang sangat urgent untuk COVID-19," ucap Bambang.
GeNose, alat pendeteksi corona buatan UGM ditampilkan di RSUP Dr Sardjito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Bambang yakin inovasi penanganan pandemi corona akan terus berkembang. Menurutnya, masih akan ada inovasi-inovasi lainnya, seperti GeNose, alat pendeteksi corona dengan hembusan yang dikembangkan UGM.
ADVERTISEMENT
"Kami yakin yang dihasilkan 3 bulan itu bukan yang pertama. Buktinya sekarang dan mudah-mudahan Desember ini bisa dipergunakan secara luas, kita mungkin punya 2 alat deteksi yang bisa meningkatkan upaya testing sekaligus mengurangi ketergantungan kita kepada RT PCR yang merupakan goal standar pemeriksaan COVID," kata Bambang.
"Yang pertama rapid, swab test dengan teknologi artilem yang dikembangkan LIPI dan GeNose mendeteksi COVID-19 lewat hembusan napas. ini inovasi luar biasa dihasilkan UGM," tutupnya.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona