Menristek: Corona Tak Bisa Ditangani dengan Olahraga dan Gowes, Butuh Vaksin

26 Oktober 2020 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristek Bambang Brodjonegoro pada peluncuran roadmap kendaraan listrik di Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, Jumat (13/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menristek Bambang Brodjonegoro pada peluncuran roadmap kendaraan listrik di Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, Jumat (13/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini sejumlah negara tengah berupaya menciptakan vaksin virus corona. Termasuk Indonesia, yang tengah menciptakan vaksin corona 'Merah Putih'.
ADVERTISEMENT
Bambang mengatakan, pada akhirnya, vaksin merupakan keniscayaan dalam mengatasi virus corona. Meski ada upaya pencegahan alias preventif seperti olahraga dan meningkatkan imun, tetap ia menilai vaksin tetap diperlukan.
"Jadi arahnya preventif, dan salah satu instrumen preventifnya vaksin," kata Bambang di acara Konferensi Internasional Hukum dan HAM di Hotel JS Luwansa, Senin (26/10).
"Memang olahraga segala macam bisa, pak Laoly (Menkumham Yasonna Laoly) juga masih suka gowes. Tapi bagaimana pun akhirnya ada yang enggak bisa ditangani oleh goes, lari, atau olahraga biasa, tetap harus ada vaksin," sambungnya.
Ia mengatakan, upaya preventif dengan vaksin harus dilakukan. Hal tersebut dinilai sebagai langkah tepat, daripada harus mengeluarkan anggaran lebih untuk menyediakan pengobatan bila sudah terjangkit virus corona.
ADVERTISEMENT
"Daripada nanti anggaran kita habis untuk pengobatan, menambah RS tambah tempat tidur, harus luluskan dokter sebanyak-banyaknya, ini yang harus kita perbaiki," ungkapnya.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
Terkait vaksin, Bambang mengatakan saat ini Indonesia tengah membuatnya dengan melibatkan enam lembaga. Mulai dari Eijkman; ITB, UI, Unair, UGM, hingga LIPI. Namun ia tak membeberkan perkembangannya.
Enam institusi tersebut tengah bekerja merampungkan vaksin corona. Sementara dari sisi industrinya sudah ada Bio Farma yang siap memproduksi, dan ada juga perusahaan lain yang bersedia. Namun Bambang belum menyebut perusahaan itu.
"Tapi kita sudah identifikasi perusahan swasta yang siap untuk produksi vaksin manusia. Selama ini ada yang produksi hanya vaksin hewan tapi sekarang mereka sudah siap dengan investasi, dan sedang izin ke BPOM untuk jadi produsen vaksin manusia," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Nanti mereka akan kerja sama dengan Bio Farma, kerena mereka yang punya experience, supaya kita mandiri dalam pengadaan vaksin. Dan bicara vaksin bukan hanya 1 tahun ke depan, tapi bicara jangka panjang," pungkasnya.