Menristek Godok Health Passport: Ada Data Kesehatan dan Hasil Tes Corona

16 Juli 2020 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristek Bambang Brodjonegoro di Kompleks Parlemen, Selasa (26/11). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Menristek Bambang Brodjonegoro di Kompleks Parlemen, Selasa (26/11). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Menristek, Bambang Brodjonegoro, sedang menjajaki rencana mengeluarkan sistem Health Passport. Program ini nantinya akan diintegrasikan langsung dengan aplikasi bersatu lawan COVID-19 yang dibentuk oleh Gugus Tugas.
ADVERTISEMENT
Menristek menyebut, Health Passport akan mendata seluruh rekam jejak kesehatan pemiliknya. Termasuk yang berkaitan dengan tes COVID-19, lengkap dengan hasil tesnya.
"Kami juga melapor ke Gugus Tugas, kami bermaksud juga untuk memperkuat aplikasi yang bersatu lawan COVID-19. Kita ingin perkuat dalam pengertian nanti kalau bisa ada semacam namanya health passport, jadi ada semacam identifikasi bahwa orang ini memang sudah diuji dan diujinya memang benar datanya benar," ujar Bambang dalam pernyataan persnya, Kamis (16/7).
Lab Container COVID-19 terbaru di RSKD Duren Sawit, Jakarta. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
Bambang mengaku pihaknya tengah menyempurnakan aplikasi ini. Yakni, menggabungkan data kesehatan Gugus Tugas dengan artificial intelligence milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Kita harapkan akan ada satu software yang bisa merepresentasikan semacam pass untuk COVID-19 sehingga semua informasi menjadi lengkap, termasuk misalkan Anda sendiri sudah pernah di tes swab berapa kali, di mana, hasilnya apa, demikian juga nanti sampai pada rapid test. Anda rapid test dengan jenis rapid test apa, di mana dan kapan," ucap Bambang.
ADVERTISEMENT
Menristek sebut Health Passport Corona bisa gantikan SIKM
Bambang berharap Health Passport ini bisa mewakili rekam jejak kesehatan seseorang secara real time, khususnya terkait test COVID-19. Program ini juga bisa memudahkan siapa pun pemakainya untuk bepergian ke berbagai daerah.
"Mudah-mudahan kita tidak lagi diganggu atau dibebani dengan begitu banyak dokumen atau surat keterangan yang sebenarnya belum tentu akurat menggambarkan kondisi kesehatan seseorang terkait COVID-19," ungkap Bambang.
"Sehingga nanti kalau sudah sistemnya terbangun dengan baik dan database-nya lengkap, maka tidak perlu lagi ada SIKM (Surat Izin Keluar-Masuk) atau apalah, segala macam surat-surat, dan ini tentunya bisa menjadi salah satu cara kita bisa mendeteksi COVID-19 lebih baik lagi," kata Bambang.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT