Menristek: Jangan Sampai Vaksinasi Terganggu Masalah Kontaminasi Limbah Medis

11 Februari 2021 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah medis yang dikumpulkan dari sungai Cisadane terlihat di dalam kardus di Tangerang, Banten. Foto: WILLY KURNIAWAN/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sampah medis yang dikumpulkan dari sungai Cisadane terlihat di dalam kardus di Tangerang, Banten. Foto: WILLY KURNIAWAN/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah kini tengah dihadapkan dengan persoalan limbah medis, terutama dari penanganan pasien COVID-19. Dikhawatirkan limbah medis ini tak hanya akan mencemari lingkungan, tetapi juga memunculkan penyakit baru.
ADVERTISEMENT
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah tidak ingin timbul masalah baru di tengah pandemi COVID-19 akibat kontaminasi dari tumpukan limbah medis.
"Kita tidak ingin nanti berhasilnya program vaksinasi sampai nanti 360 juta dosis diberikan itu kemudian terganggu dengan berita-berita. Misalkan Indonesia tidak bisa menangani limbah jarum suntik dengan baik atau timbul kontaminasi akibat jarum suntiknya tidak dibuang dengan baik," ujar Bambang dalam pembukaan talkshow virtual APJS: Solusi Teknologi untuk Masalah Limbah Medis, Kamis (11/2).
Bambang menuturkan, persoalan menumpuknya sampah dan limbah medis ini tengah dicarikan solusi bersama. Sebab, limbah medis ini membutuhkan penanganan yang berbeda dengan limbah pada umumnya.
Beragam alat pelindung diri yang dipakai petugas saat proses pembakaran limbah medis infeksius di PT Jasa Medivest, Plant Dawuan, Karawang, Jawa Barat. Foto: Muhamad Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
"Semua barang sekali pakai maka limbahlah yang akan menumpuk, karena semua orang akan berusaha segera membuang, baik masker maupun hazmat yang baru digunakan. Dan ketika limbah tahu-tahu menumpuk, baik limbah padat maupun juga limbah cair, maka diperlukan penanganan yang khusus tidak bisa penanganan yang biasa," jelas Bambang.
ADVERTISEMENT
Menurut Bambang, upaya penanganan limbah medis ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terkait pengelolaannya.
Berangkat dari penelitian itu, nantinya akan dicari solusi pengolahan limbah medis yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga meminimalkan potensi kontaminasi yang mungkin ditimbulkan.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro usai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (16/6). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
"Karena sampah yang terjadi sudah sampai ya istilahnya extraordinary sampah yang di luar kebiasaan. Dari situ juga saya bisa melihat bahwa LIPI juga melakukan penelitian mengenai dampak dari sampah APD, dan juga membuat temuan, membuat solusi, atau memberikan solusi agar limbah yang berasal dari APD ini bisa ditangani dengan baik, tidak mencemarkan lingkungan," ungkap dia.
Ia berharap dengan salah satu inovasi terbaru LIPI, Alat Penghancur Jarum Suntik (APJS), bisa memberikan dampak baik pada penanganan limbah medis. Selain itu, juga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap barang-barang medis impor.
ADVERTISEMENT
"Dari situlah kita ingin membangun kemandirian. Dan saya harapkan kondisi pandemi ini menjadi titik awal untuk bisa dilanjutkan dengan pengertian, kalau pun nanti pandemi ini bisa teratasi dengan baik, bukan berarti kita kembali ke bussiness as usual yaitu kembali bergantung kepada impor," tutupnya.