Menristek: Pembuatan Vaksin Corona di RI Masih Kalah Jauh dari India dan China
ADVERTISEMENT
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek ) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman masih terus berupaya mengembangkan vaksin virus corona.
ADVERTISEMENT
Namun, saat ini uji genome --fondasi peneliti menciptakan vaksin corona -- yang dilakukan pemerintah masih kalah dari negara-negara Asia lainnya, seperti India dan China.
"Sampai saat ini, baru 16 Whole Genome Sequencing. Itu secara jumlah kalah jauh dibandingkan negara negara lain. Termasuk negara seperti India, China, secara proporsional pun kita masih ketinggalan," ujar Bambang dalam peresmian pengoperasian mesin deteksi COVID-19 COBAS 6800 Fully Automated Molecular Systems di Jakarta, Kamis (16/7).
Bambang mengungkapkan, saat ini Lembaga Eijkman harus pintar-pintar melakukan manajemen agar pemeriksaan spesimen dan pengembangan vaksin bisa berjalan paralel.
Maka dari itu, dengan adanya mesin baru berkapasitas 1.000 sampel per hari, diharapkan bisa semakin meningkatkan jumlah tes corona . Termasuk memberdayakan SDM peneliti yang mengembangkan vaksin.
ADVERTISEMENT
"Sehingga ada tim yang memang konsentrasi penuh untuk vaksin, ada tim yang bisa melakukan upaya Whole Genome Sequencing lebih banyak lagi," tutur Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu.
Dengan upaya yang dilakukan para peneliti saat ini, Bambang yakit target-target penanganan COVID-19 di Indonesia dapat terealisasi. Termasuk dengan menghadirkan vaksin corona.
"Whole Genome Sequencing nantinya penting sekali atau membantu untuk karakterisasi virus yang ada di Indonesia. Sehingga, mudah-mudahan nanti vaksin yang dihasilkan memang istilahnya cocok untuk orang Indonesia, yang virusnya virus lokal," tutup Bambang.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona