Menristek Sebut Tak Diberi Tahu Terawan soal Pengembangan Vaksin Nusantara

30 Maret 2021 17:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menristek Bambang Brodjonegoro menjelaskan pengembangan Vaksin Nusantara di luar konsorsium atau pembiayaan pengembangan vaksin Merah Putih yang berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 2020.
ADVERTISEMENT
"Vaksin Nusantara ini di luar konsorsium vaksin Merah Putih, karena vaksin Merah Putih kami berdasarkan Keppres 18 tahun 2020. Di mana saya jadi ketua timnya dengan wakilnya Menteri Kesehatan dan Menteri BUMN," kata Bambang di rapat kerja bersama komisi VII DPR, Selasa (30/3).
Dalam perjalanannya, Menkes yang saat itu dijabat Terawan Agus Putranto tidak pernah memberikan informasi terkait pengembangan vaksin dengan dendritik yang dikembangkan dalam vaksin Nusantara.
"Nah, tetapi waktu itu Menkes tidak pernah informasi kan kepada kami mengenai vaksin dengan platform dendritik ya, yang kemudian yang disebut Vaksin Nusantara," kata dia.
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
"Dan ternyata proses penelitian di hulu dilakukan di Amerika sedangkan uji klinis dilakukan Indonesia di RS Kariadi Semarang," jelas Bambang.
ADVERTISEMENT
Karena itu, kata dia, Kemenristek tidak pernah diberi tahu terkait perkembangan vaksin Nusantara yang digagas Terawan.
"Jadi sejarahnya memang meskipun Pak Terawan tahu bahwa beliau termasuk di dalam tim vaksin Merah Putih, tapi kami tidak pernah diberi tahu bawa ada upaya pengembangan vaksin Nusantara tersebut. Tentunya sekarang vaksin Nusantara sudah berproses uji klinis tahap I yang kemudian menunggu rekomendasi BPOM untuk uji klinis tahap kedua," kata dia.
"Sedangkan kami tahapannya baru akan pindah dari laboratorium ke manufaktur terutama untuk Eijkman dan Unair," tutup Bambang.