Menristek soal Kendala Vaksin Merah Putih: Hewan untuk Uji Coba pun Kita Impor

27 Oktober 2020 15:08 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristek Bambang Brodjonegoro di Istana Merdeka, Jakarta.  Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Menristek Bambang Brodjonegoro di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menristek Bambang Brodjonegoro mengungkapkan sejumlah kendala dari pengembangan vaksin corona Merah Putih. Salah satunya soal tuntutan untuk menghasilkan produk dengan waktu singkat.
ADVERTISEMENT
"Intinya riset vaksin saat ini di luar pakemnya, di luar kebiasaannya. Karena biasanya riset vaksin memakan waktu lama. Bahkan beberapa penyakit misal HIV, Ebola, Zika yang sampai sekarang belum ada vaksinnya," kata Bambang dalam diskusi virtual yang dihelat dari BNPB, Selasa (27/10).
Bambang merinci, hal ini membuat peneliti harus berpacu dengan waktu. Misalnya dalam pengurutan genom.
"Karena upaya mencari vaksin upayanya pendek, hambatannya ini kita gunakan sel, suatu bentuk kehidupan, untuk mempercepat kadang-kadang ada hambatan namanya makhluk hidup," tutur dia.
Selain itu, ia menyebut kendala lainnya adalah soal ketersediaan pendukung dari penelitian. Masih ada bahan yang harus diimpor.
"Ada bahan=bahan yang harus diimpor, contoh sel mamalia. Hewan untuk uji coba pun harus kita impor," jelas Bambang yang juga Ketua Tim Pengembangan Vaksin Merah Putih itu.
ADVERTISEMENT
"Kadang-kadang proses impor yang delay proses penelitian," sambungnya.