Menristek: Terapi Plasma Darah untuk Pasien Corona Bergejala Sedang

12 Oktober 2020 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menyusun kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menyusun kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menristek Bambang Brodjonegoro mengungkapkan pemerintah terus mengembangkan upaya treatment (pengobatan) kepada pasien-pasien corona. Salah satunya dengan terapi plasma convalescent atau menggunakan plasma darah pasien COViD-19 yang sudah sembuh.
ADVERTISEMENT
Dalam uji klinis fase 1 terbatas yang dilakukan di beberapa daerah, Bambang menuturkan para pasien corona yang menerima plasma darah tidak mengalami efek samping serius.
Namun, Bambang mengakui terapi ini kebanyakan tidak berhasil pada pasien corona yang sudah kritis atau memiliki komorbid (penyakit penyerta).
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
"Uji klinis itu tidak ditemukan efek samping serius dari terapi tersebut. Dan apabila ada kejadian kematian yang terjadi pada pasien yang sedang menjalani uji klinis tersebut, bukan karena kegagalan terapi, tapi karena penyakit bawaan yang sangat berat," ungkap Bambang usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi secara virtual, Senin (12/10).
Jika sebelumnya banyak ditujukan kepada pasien bergejala berat, maka kini Bambang merekomendasikan agar terapi ini sebaiknya diberikan kepada pasien bergejala sedang.
ADVERTISEMENT
"Rekomendasi dari uji klinis pertama yaitu, terapi ini sebaiknya diberikan kepada pasien kategori sedang. Jangan diberikan ke pasien berat. Jadi lebih early lebih baik, terutama untuk yang sedang," jelas dia.
Petugas medis memeriksa kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Terapi convalescent ini memanfaatkan antibodi SARS-CoV-2 -virus penyebab COVID-19-- di plasma pasien sembuh, kemudian didonorkan ke pasien yang masih menjalani perawatan.
Pasien yang menerima donor ini diharapkan bisa terhindar dari serangan virus. Kemudian, bisa memperbaiki jaringan yang sudah rusak untuk kembali meningkatkan sistem imun.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona