Ilustrasi vaksin corona-vaksin COVID-19

Menristek: Vaksin Corona Tidak Bisa Berikan Kekebalan Seumur Hidup

20 Oktober 2020 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristek Bambang Brodjonegoro pada peluncuran roadmap kendaraan listrik di Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, Jumat (13/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menristek Bambang Brodjonegoro pada peluncuran roadmap kendaraan listrik di Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, Jumat (13/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan akses vaksin corona untuk meredakan pandemi. Meski begitu, Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, vaksin bukan satu-satunya cara. Protokol kesehatan tetap harus ditaati.
ADVERTISEMENT
"Karena kemungkinan vaksin ini tidak menimbulkan daya tahan tubuh yang selamanya yang seumur hidup," ujar Bambang dalam konferensi pers terkait pengembangan vaksin, terapi, dan inovasi COVID-19, Selasa (20/10).
Revaksinasi, menurut Bambang, jadi langkah yang akan diambil pemerintah ke depan. Hal itu untuk memastikan seluruh masyarakatnya kebal terhadap ancaman virus COVID-19.
"Ada kemungkinan bahwa vaksinasi awal itu dua kali per orang dan vaksin COVID 19 yang dihasilkan nanti dari mana pun sumbernya kemungkinan tidak bisa menjaga daya tahan kita terhadap COVID seumur hidup. Sehingga perlu ada revaksinasi atau semacam booster di kemudian hari," ucap Bambang.
Langkah kerja sama luar negeri terkait pengadaan vaksin hingga menciptakan vaksin Merah Putih sudah diambil. Hal itu dilakukan untuk memastikan stok vaksin yang dimiliki Indonesia akan mumpuni untuk melakukan revaksinasi.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
"Saat ini untuk kebutuhan vaksin COVID19 pemerintah menjalankan trek paralel, dua trek paralel yaitu kerja sama dengan luar negeri khususnya untuk jangka pendek ya. Karena juga memperhatikan faktor kecepatan dari pertumbuhan vaksin itu sendiri. Dan kedua dengan jalur vaksin Merah Putih terutama untuk jangka menengah dan jangka panjang," ungkap Bambang.
ADVERTISEMENT
"(Dua per tiga penduduk sekitar) 180 juta satu orang butuh dua kali vaksin maka dibutuhkan minimal 360 juta dan kalau semua orang divaksin maka kita butuh 270 (total penduduk) dikali 2 alias 540 juta dosis," lanjut dia.
Sehingga kapan pun vaksin itu nantinya butuh untuk diberikan kembali, kata Bambang, Indonesia tidak lagi kalang kabut. Mengingat perkembangan pembuatan vaksin lokal sejalan dengan vaksin dari luar negeri.
"Apakah (revaksinasi) dalam waktu setahun 2 tahun atau lebih tetapi artinya kita tetap harus punya kemampuan untuk selalu menghadirkan atau menyediakan vaksin COVID. Khususnya yang dibuat di dalam negeri," kata Bambang.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten