Mensos Beberkan Upaya RI Atasi Corona di Depan Para Menteri Negara ASEAN

10 Juni 2020 22:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mensos Di Pertemuan Menteri ASEAN Foto: Kemensos
zoom-in-whitePerbesar
Mensos Di Pertemuan Menteri ASEAN Foto: Kemensos
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial Juliari Batubara menyampaikan langkah-langkah penting pemerintah menangani pandemi corona, khususnya bagi kelompok miskin dan rentan. Melalui forum para menteri-menteri ASEAN, Indonesia merekomendasikan pembentukan sistem perlindungan sosial.
ADVERTISEMENT
“Kepada para menteri ASEAN, saya sampaikan langkah-langkah komprehensif dan cepat, pemerintah Indonesia menangani dampak pandemi COVID-19. Dalam konteks tugas dan fungsi Kemensos, pemerintah telah meningkatkan indeks bantuan dan memperluas bantuan sosial, khususnya bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan,” kata Mensos Juliari usai pertemuan virtual (10/6) dalam keterangannya.
Diadakan secara online, pertemuan ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Dato’ Lim Jock Hoi dan dihadiri oleh 10 menteri negara anggota ASEAN yang menangani isu kesejahteraan sosial.
Mensos Di Pertemuan Menteri ASEAN Foto: Kemensos
Dalam pertemuan dengan tajuk 'Special Online Meeting of the ASEAN Ministerial Meeting on Social Welfare and Development (AMMSWD) on Mitigating Impact of COVID-19 on Vulnerable Groups in ASEAN' ini, Juliari bertindak selaku Ketua delegasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Juliari menyampaikan sejumlah langkah penting dalam memitigasi dampak sosio-ekonomi dari pandemi, khususnya bagi kelompok miskin dan rentan.
Pertama, meningkatkan jumlah dan coverage bantuan sosial dan jaring pengaman sosial, serta menaikkan jumlah bantuan bagi beberapa program perlindungan sosial.
Selanjutnya, menguatkan investasi pemerintah pada pengembangan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan merumuskan platform perlindungan sosial adaptif sesuai dengan RPJMN 2019-2024 dan Renstra Kemensos 2020-2024.
“Pemerintah terus meningkatkan komitmen dan langkah serius dalam menangani dampak pandemi. Pada stimulus fiskal baru (keempat), pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 677,2 triliun, di mana Rp 203,9 triliun untuk bidang perlindungan sosial,” kata Juliari.
Mensos Di Pertemuan Menteri ASEAN Foto: Kemensos
Jumlah ini meningkat, dibandingkan dengan stimulus fiskal ketiga yang sebesar Rp 405,1 triliun, di mana untuk perlindungan sosial sebesar Rp 110 triliun. Pemerintah juga meningkatkan indeks bantuan dan memperluas kepesertaan bansos reguler.
ADVERTISEMENT
Yakni bansos Program Keluarga Harapan (PKH) menjangkau 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dari semula KPM menerima manfaat per tiga bulan menjadi setiap bulan, mulai April-Desember 2020, sehingga KPM PKH mendapatkan manfaat ganda.
Kemudian, pada Program Sembako (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT) dilakukan perluasan target dan peningkatan indeks bantuan program sembako dari semula 15,2 juta KPM menjadi 20 juta KPM, dengan indeks dari Rp 150 ribu menjadi Rp 200 ribu.
Menteri Sosial Juliari Batubara mendistribusikan bantuan sosial tunai di Cikampek, Jawa Barat. Foto: Dok. Kemensos
Kemensos juga meluncurkan bansos non-reguler yakni Paket Sembako Bantuan Presiden (Banpres) dan Bantuan Sosial Tunai (BST). Bansos Sembako Banpres mulai disalurkan untuk masyarakat terdampak COVID-19 di DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang dan Tangsel, Depok dan Bekasi (Jabodetabek), 20 April.
ADVERTISEMENT
Bansos Sembako tersebut menjangkau 1,9 juta keluarga (KK) dengan nilai Rp 600.000 yang disalurkan sebulan dua kali, sehingga nilai totalnya sekitar Rp 3,4 triliun.
Sementara BST, menjangkau 9 juta KK di luar Jabodetabek yang belum mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako (Bantuan Pangan Non Tunai) dengan nilai Rp 600.000/KK/bulan. Baik Bansos Sembako bantuan Presiden maupun BST, disalurkan selama tiga bulan yakni April, Mei, dan Juni 2020.
“Dengan stimulus terbaru sebesar Rp 677,2 triliun, pemerintah telah memperpanjang bantuan hingga Desember 2020,” kata Juliari.
Mensos Juliari juga menekankan pentingnya pengelolaan data kemiskinan atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang menjadi basis bagi berbagai bantuan sosial.
“DTKS memuat 40 persen masyarakat dengan pendapatan terendah di Indonesia. Dan dengan DTKS sangat membantu memastikan bansos tersalurkan tepat sasaran,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona!