Mensos Dorong Pemda Bantu Kembangkan Kewirausahaan Bagi Disabilitas

19 November 2019 10:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Sosial Juliari P. Batubara di pembukaan Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Sosial Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II Tahun 2019 di Denpasar. Foto: Dok. Kementerian Sosial
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Sosial Juliari P. Batubara di pembukaan Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Sosial Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II Tahun 2019 di Denpasar. Foto: Dok. Kementerian Sosial
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial Juliari Batubara mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) 'Tumou Tou' Manado, Sulawesi Utara, Senin (18/11) kemarin.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya, Juliari Batubara mengungkapkan Kemensos perlu bekerja sama dengan banyak pihak dalam meningkatkan pelayanan dan akses seluas-luasnya kepada penyandang disabilitas. Pemerintah daerah (pemda) adalah salah satu mitra penting.
“Dalam pengembangan aspek kewirausahaan, pemda di Sulawesi Utara telah memberi dukungan kuat terhadap BRSPDSN 'Tumou Tou'. Produk-produk hasil karya pemerlu layanan di BRSPDSN 'Tumou Tou' dibantu dipasarkan oleh pemda. Kepada Bapak Gubernur Sulawesi Utara kami ucapkan terima kasih,” jelas Ari dalam keterangan resminya, Selasa (19/11).
Ia menilai BRSPDSN 'Tumou Tou' telah berhasil memberikan pengembangan keterampilan kewirausahaan kepada 20 penerima layanan. Para penyandang disabilitas ini dibimbing membuat berbagai macam produk dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitarnya.
“Penerima layanan juga diajari memasarkan produk yang dihasilkan secara online maupun di pusat oleh-oleh khas Kota Manado,” tutur Ari.
ADVERTISEMENT
Produk-produk yang dihasilkan mulai dari abon cakalang bervarian rasa hingga keripik pisang goroho yang merupakan komoditi khas Sulut.
Dalam memasarkan produk hasil binaan BRSPDSM 'Tumou Tou', mereka juga bekerja sama dengan Dinas Perindustrian Sulut dan UMKM.
Komitmen Kemensos Tingkatkan Kesejahteraan Penyandang Disabilitas
Menteri Sosial Juliari Batubara saat kunjungan kerja ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) “Tumou Tou” Manado. Foto: Dok. Kemensos
Di sisi lain, Juliari Batubara mengakui lingkungan masyarakat belum sepenuhnya ideal bagi penyandang disabilitas. Ada sejumlah pemberitaan yang menceritakan kasus penelantaran hingga eksploitasi para penyandang disabilitas.
Begitu juga masih banyak dari mereka yang belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti tak bisa bersekolah, bekerja, pelayanan kesehatan, hingga tidak memiliki dokumen kependudukan.
“Di tengah-tengah masyarakat, kini belum bebas dari stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas,” kata Ari.
ADVERTISEMENT
Keterbatasan yang dialami mereka bisa menjadi penghambat dalam kegiatan sosial dan ekonomi. Menyikapi permasalahan ini, Juliari Batubara memastikan akan memperkuat komitmen sehingga penyandang disabilitas bisa mendapatkan haknya.
Menurutnya, penyandang disabilitas berhak berada di dalam lingkungan yang ideal, mendukung dan bebas dari berbagai macam stigma serta diskriminasi.
“Pada gilirannya hal ini berimplikasi pada peningkatan angka kemiskinan para penyandang disabilitas,” ujar politikus PDIP itu.
Sejumlah peserta pawai menggunakan kursi roda dalam acara 'Menuju Disabilitas Merdeka'. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Ia juga mengapresiasi langkah setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Rehabilitasi Sosial yang selalu melakukan berbagai inovasi dalam pelayanannya.
“Seperti BRSPDSN 'Tumou Tou' yang telah memberikan pelatihan kewirausahaan melalui instalasi produksi kepada penerima layanan,” ucap Ari.
Sementara itu, Dirjen Rehabilitasi Sosial Edi Suharto mengatakan, saat ini Kemensos memiliki 19 UPT. Masing-masing UPT ini memiliki tugas dalam melaksanakan rehabilitasi sosial bagai penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
Rehabilitasi sosial yang dilakukan mulai dari Bantuan Bertujuan (BanTu), terapi (mental spiritual, psikososial, fisik, dan penghidupan), perawatan sosial, dan dukungan keluarga.
Sepanjang tahun 2019, BRSPDSN 'Tumou Tou' telah memberikan rehabilitasi lanjut kepada 485 pemerlu layanan kesejahteraan sosial sensorik netra.
“Bentuknya berupa kegiatan di dalam balai seperti terapi fisik, terapi mental spiritual, terapi psikososial dan terapi penghidupan, serta kegiatan di luar balai,” tutup Edi.
Dalam kunjungannya itu, Ari didampingi oleh Dirjen Pemberdayaan Sosial Pepen Nazaruddin, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, dan Kepala BRSPDSN 'Tumou Tou' Kamsyiati Rotti. Hadir pula Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan jajarannya.