Mentan Bantu Petani Korban Banjir Bandang Sukabumi hingga Pacu Kinerja Pertanian

13 Oktober 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (kiri) saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (kiri) saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
ADVERTISEMENT
Banjir bandang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi pada beberapa waktu lalu. Banjir akibat meluapnya aliran sungai di Kaki Gunung Salak ini bukan hanya merusak ratusan rumah warga, tetapi juga ikut merendam ratusan hektar lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini mengakibatkan lumpuhnya aktivitas petani, salah satunya petani di Kecamatan Cicurug, Sukabumi. Dalam kunjungannya ke lokasi ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, menaruh perhatian terhadap masalah lahan pertanian terdampak banjir yang mengakibatkan puso di lebih dari 100 hektar.
“Agenda yang darurat, kita harus segera bersihkan lahan pertanian yang terdampak, kita perbaiki pematangnya, agenda kedua kita dorong agar petani dapat segera tanam, kita dukung dengan sarana produksi yang memadai, benih, pupuk dan alsintan” ucap Syahrul saat berbincang degan petani korban banjir di Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Sukabumi.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
Agenda konkret berikutnya, lanjut Syahrul, adalah memperbaiki irigasi yang rusak. Bahkan dalam jangka panjang, ia berharap para petani di wilayah tersebut dapat segera bangkit dan membentuk korporasi agar usaha tani dapat berjalan maksimal dan kesejahteraan petani meningkat.
ADVERTISEMENT
“Baru nanti agenda menengahnya kita perbaiki dulu irigasi-irigasi, kita sikapi ini sampai dengan tiga bulan ke depan. Dalam jangka panjang kita dorong korporasi petani, semoga perbaikan-perbaikan ini dapat memberi dampak lebih bagi petani,” terang Syahrul.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, untuk Kecamatan Cicurug, setidaknya terdapat 109 hektar lahan sawah yang perlu direvitalisasi, dengan 104 hektar lahan di antaranya terdampak puso. Dari hasil rekapitulasi Dinas setempat, dibutuhkan bantuan berupa rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pipanisasi, pompanisasi, dan dam parit.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
Sementara itu, salah satu petani di Kecamatan Cicurug, Asep Asyaro, yang juga Ketua Kelompok Tani Harapan Maju, menyambut baik kehadiran dan bantuan yang diberikan Syahrul. Ia mengatakan, banyak areal sawah di wilayahnya yang tertutup bongkahan batu dan pasir yang terbawa banjir bandang.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan kehadiran Pak Menteri, semoga kami bisa segera melakukan aktivitas bertani kembali, karena pasca banjir ini, areal sawah kami tidak hanya dipenuhi pasir, tapi bebatuan. Di kesempatan ini kami juga mohon agar bisa dibantu pupuk Pak,” ungkap Asep.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI

Mentan Pacu Kinerja Pertanian dari Hulu ke Hilir

Pertanian merupakan salah satu sektor yang berpotensi besar terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Sukabumi. Sebagai salah satu daerah penghasil pangan, Syahrul berharap agar akselerasi pertanian di wilayah yang terletak dibagian selatan Jawa Barat ini dapat digarap dari hulu hingga hilir.
“Pertanian terbukti menjadi sektor yang paling mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19, dan saya harap kinerja ini mampu memperkuat akselerasi pertanian dari hulu hingga hilir. sejauh ini ketahanan pangan di Sukabumi cukup terjamin cukup baik, hanya akselerasinya yang harus kita terus bangun dan jaga,” jelas Syahrul saat meninjau lokasi peternakan kambing, domba, dan sapi di Yayasan Adzkia, Desa Sukaresmi, Cisaat.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
Syahrul berharap petani Sukabumi dapat mengembangkan usaha taninya secara komprehensif dari budidaya (on farm) hingga pengolahan dan pemasaran (off farm). Hal ini sekaligus sebagai upaya dalam menghasilkan produk yang mempunyai nilai tambah sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya harus pastikan proses korporasi dari on farm hingga off farm di berbagai wilayah terkoneksi dengan kuat, kita tidak mau petani sudah lelah menanam, kemudian tidak tahu siapa yang harus menyerap, siapa yang harus membeli,” terang Syahrul.
Ia mengatakan, persoalan pangan adalah persoalan yang perlu dikerjakan secara bersama-sama, “Kita harus sama-sama kerja di lapangan, ada pemda, kelompok tani, kementerian, BUMN dalam hal ini Bulog, semua harus sinergi untuk kesejahteraan petani” katanya.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (tengah) saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
Sukabumi tercatat memiliki luas lahan baku sawah 56.782 hektar, yang sebagian besar lahannya ditanami komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai. Dari luas panen padi di Sukabumi yang mencapai 93.378 hektar pada 2019, wilayah ini mampu memproduksi padi hingga 468.764 ton GKG atau setara 268.930 ton beras.
ADVERTISEMENT
Saat ini Kementan tengah mengejar produksi pangan terutama beras lewat 5,8 juta hektar lahan yang ditanami pada musim tanam II tahun ini. Syahrul mengatakan, proses produksi yang berjalan ini membutuhkan penyerapan produksi beras secara masif, hal ini penting agar kestabilan harga selama masa panen tetap terjaga dan kesejahteraan petani meningkat.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (kiri) saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Kementan RI
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona