Menteri PPPA: Pakai Masker di Rumah, Cegah Corona ke Lansia dan Balita

24 September 2020 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmavati rapat kerja perdana dengan Komisi VIII di DPR RI, Kompleks Senayan, Jakarta.  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmavati rapat kerja perdana dengan Komisi VIII di DPR RI, Kompleks Senayan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Puspayoga, mengingatkan masyarakat untuk mencegah virus corona lewat klaster keluarga. Menurut Bintang, protokol kesehatan tidak hanya dilakukan saat berada di luar rumah.
ADVERTISEMENT
"Terutamanya perempuan, sebagai manajer rumah tangga yang selalu harus mengingatkan keluarganya walaupun di dalam rumah, saya sarankan untuk tetap memakai masker, apalagi di dalam keluarga ada kelompok rentan [tertular corona], seperti balita dan lansia (lanjut usia)," ujar Bintang di Istana Kepresidenan, Kamis (24/9).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmavati rapat kerja perdana dengan Komisi VIII di DPR RI, Kompleks Senayan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam waktu dekat, Kementerian PPPA akan berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 pusat untuk membuat protokol kesehatan khusus bagi keluarga.
"Kementerian PPPA akan melaksanakan koordinasi dengan Satgas Gugus Tugas untuk membuat protokol kesehatan keluarga, untuk mencegah terinfeksi COVID di dalam dan luar rumah," ucap Bintang
Saat ini, klaster keluarga menjadi penularan corona yang paling rawan. Anggota keluarga yang kerap bepergian untuk bekerja maupun aktivitas lainnya akan rawan terpapar jika tak menerapkan protokol.
ADVERTISEMENT
Ketika tiba di rumah, anggota keluarga tersebut berpotensi menulari anggota keluarga yang lain. Bintang mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan diri bagi orang bepergian sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah.
"Kenapa klaster keluarga meningkat? Tak menutup kemungkinan terpapar saat ayahnya, ibunya, bekerja di luar rumah. Ini penting ketika masuk rumah, saya sarankan bersih-bersih badan dulu, baru berinteraksi dengan keluarga," tutur Bintang.
Selain itu, Bintang juga mengingatkan seluruh keluarga di Indonesia untuk menghindari pertemuan keluarga besar. Sebab, pertemuan tatap muka menambah risiko penularan virus corona di keluarga.
"Kami sarankan di masa pandemi ini untuk kurangi atau hindari pertemuan keluarga besar secara offline. Di situasi pandemi, diperkenalkan pertemuan virtual. Kalau ada hajatan, salah satu contoh ulang tahun, yang harus dilaksanakan itu, kalau bisa kami imbau, hindari offline dan bisa dilakukan daring," jelas Bintang.
Gambaran klaster keluarga di Jakarta. Foto: Dok. Satgas COVID-19
Contoh penyebaran klaster keluarga. Foto: Dok. Satgas COVID-19
Imbauan untuk tetap di rumah saat tak ada kebutuhan mendesak bukan tanpa alasan. Di DKI Jakarta saja, hingga 12 September, sudah ada 1.515 klaster keluarga. Satgas COVID-19 menyebutkan, dari 1.515 kasus awalan, muncul kasus positif di antara keluarga sebanyak 5.896 orang.
ADVERTISEMENT
"Sebisa mungkin harus di rumah. Tapi kalau pun terpaksa keluar rumah, harus disiplin di mana pun berada. Jadi tetap menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak," tutur tim pakar Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah.