Menyamar Jadi Mahasiswa Demo di DPR, Arteria Dahlan Takut Dipukuli

11 Oktober 2019 19:04 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arteria Dahlan, anggota DPR RI Fraksi PDIP. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Arteria Dahlan, anggota DPR RI Fraksi PDIP. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Arteria Dahlan, salah satu anggota DPR RI yang gencar menyuarakan agar UU KPK direvisi, mengaku ikut turun bersama ribuan mahasiswa untuk berdemonstrasi di depan Gedung DPR pada Selasa (23/9) lalu. Politisi PDIP itu sengaja turun langsung ke lapangan untuk memantau aksi mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Arteria bercerita, saat demonstrasi dia berdandan berbeda dari biasanya alias menyamar. Sebab, kata Arteria, ia takut jadi korban persekusi mahasiswa.
“Saya ada di situ kok, saya ada di lokasi sama intel, polda, dan polres. Memang potongan saya tidak seperti sekarang, takut dipukulin sama adik-adik juga,” kata Arteria saat diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (11/10).
“Saya sudah coba koordinasi sama teman-teman BEM yang kemarin, kumpulnya di Flyover Ladogi sana atau di Atmajaya,” sambungnya.
Arteria Dahlan, anggota DPR RI Fraksi PDIP. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Mantan anggota Pansus KPK itu bahkan mengaku sempat terkena gas air mata yang ditembakkan oleh aparat kepolisian ke arah massa. Sebab, saat itu, seharusnya demo sudah berakhir pukul 6 sore, tapi massa masih berkumpul.
ADVERTISEMENT
“Di Atma Jaya kemarin kami juga kena (gas air mata), ya kalian kena karena apa? Karena bawa massa, jam 6 selesai ya selesai. Kami pastikan itu, tapi begitu jam 12 malam, salah engga kalau mau kita beresin? Karena besoknya ada mau pelantikan DPR,” ujar Arteria.
Agar kejadian ditembak gas air mata tidak terulang kembali, Arteria meminta agar mahasiswa berdemonstrasi secara tertib dan menaati peraturan. Ia juga menilai, tidak masalah jika mahasiswa berdemo lagi pada tanggal 14 Oktober nanti, selama sesuai dengan aturan.
“Saya katakan kepada teman-teman kalau memang jadi tanggal 14 mau demo kasih tahu saya juga. Tapi jangan di Palmerah, Slipi. Itu akan berbaur dengan rakyat, kami susah membedakan kalian yang punya ideologi,” kata Arteria.
ADVERTISEMENT
“Kami mohon juga nanti ya, enggak apa-apa kalau ada butuh apa-apa, kita ingin dan pastikan unjuk rasa itu konstitusional. Kami akan buat senyaman mungkin, tapi ada aturan mainnya,” ujar Arteria.
Dia juga meminta agar para mahasiswa memanfaatkan kesempatan semaksimal mungkin, misalnya saja kesempatan untuk bertemu Presiden. Arteria cukup menyayangkan para mahasiswa yang menolak ajakan presiden untuk berdialog secara langsung.
“Pak Jokowi sudah memfasilitasi untuk ketemu. Mau caranya bagaimana, ngomong kepada saya. Dulu kami demo karena dulu enggak ada MK. Enggak punya Ombudsman yang untuk urusan mal-administrasi, MK untuk UU,” kata Arteria.
“Datangi Pak Jokowi, dulu mau ketemu pak Harto susahnya minta ampun. Sekarang sudah diundang, enggak datang,” tutupnya.