Menyoal Kehadiran Gus Yahya di Yerusalem

13 Juni 2018 7:54 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gus Yahya di Israel (Foto: Youtube/AJCGlobal)
zoom-in-whitePerbesar
Gus Yahya di Israel (Foto: Youtube/AJCGlobal)
ADVERTISEMENT
Nama Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf langsung menjadi perhatian setelah hadir sebagai salah satu pembicara sebuah acara diskusi yang diselenggarakan oleh America Jewish Commitee (AJC) di Yerusalem. AJC merupakan organisasi advokasi yahudi dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam acara yang dimoderatori langsung oleh Direktur AJC, David Rosen. Pria yang karib disapa Gus Yahya tersebut membagikan pemikirannya terkait pentingnya pemahaman baru atas agama yang kerap dijadikan alasan untuk melanggengkan konflik.
Menurut Gus Yahya, baik muslim maupun Yahudi dahulu kala pernah memiliki sebuah ikatan yang dapat dikatakan cukup baik.
"Sekarang dalam konteks saat ini, orang-orang beragama termasuk Islam dan Yahudi butuh jalan baru. Pertama, kita harus menemukan solusi baru terkait fungsi agama dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, harus ada interpretasi baru atas hubungan antaragama demi menciptakan satu kondisi masyarakat yang harmonis," ucap Gus Yahya.
Gus Yahya di Israel (Foto: Youtube/AJCGlobal)
zoom-in-whitePerbesar
Gus Yahya di Israel (Foto: Youtube/AJCGlobal)
Ia beranggapan, konflik yang terjadi saat ini antara Israel dan Palestina hanya akan menyisakan ambisi untuk melenyapkan orang lain. Padahal, menurutnya, dalam sejarah sekalipun, orang beragama bahkan tak mengetahui bagaimana konflik tersebut bermula dan bagaimana untuk mengakhirinya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, kata Yahya, dibutuhkan 'rahmah' untuk melihat kenyataan di dunia ini. Rahmah tersebut berarti kasih sayang serta rasa peduli antarsesama. Hanya dengan menerima rahmah, umat manusia dapat berbuat kebaikan dan mampu berbicara keadilan.
"Jika aku harus menggaungkan sesuatu, maka aku akan menggaungkan kepada dunia bahwa kita harus memilih rahmah," ucap Yahya.
Kendati demikian, tak semua orang sepaham dengan kunjungannya tersebut. Menurut sebagian pihak, Gus Yahya menunjukkan bahwa ia sama sekali tak peka akan permasalahan yang saat ini terjadi antara Israel dengan Palestina.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum, Robikin Emhas, pun tegas mengatakan kunjungan tersebut sama sekali tak membawa nama NU sebagai organisasi. Presiden Joko Widodo pun turut angkat bicara terkait tindakan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu. Menurut Jokowi kunjungan tersebut bukanlah kunjungan kenegaraan melainkan kunjungan Yahya sebagai pribadi.
ADVERTISEMENT
"Itu adalah urusan pribadi. Beliau kan sudah menyampaikan itu urusan pribadi. Pak Kiai Haji Yahya Staquf karena dia diundang berbicara di Israel," kata Jokowi di Istana Bogor.
Jokowi di Ponpes Darul Ma'arif Indramayu  (Foto: Biro Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Ponpes Darul Ma'arif Indramayu (Foto: Biro Setpres)
Menteri Luar Negeri Indonesia Retn LP Marsudi menegaskan kedatangan Yahya ke Israel sama sekali tak mengubah prioritas Indonesia dalam menangani permasalahan di Palestina.
"Jadi sekali lagi, saya ingin tekankan tidak ada perubahan atau bahkan justru terjadi penebalan keberpihakan pemerintah Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina dalam mencapai atau dalam berjuang merebut hak-hak Palestina. Sekali lagi Indonesia selalu bersama dengan Palestina," ucap Retno.
Komentar pedas pun turut media sosial para tokoh negeri atas sikap Gus Yahya. Nama seperti Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid serta Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, vokal menyuarakan bahwa keputusan yang diambil Gus Yahya untuk hadir dalam pertemuan itu adalah keputusan yang salah dan jelas merugikan bagi Palestina.
ADVERTISEMENT
"Seandainya kehadiran Gus Yahya bermanfaat untuk Palestina, tentu didukung Palestina. Tapi tidak. Mereka sudah khatam laku Yahudi yang puluhan tahun jajah Palestina, tanpa kenal kasih dan keadilan seperti diharapkan oleh Gus Yahya. AJC plintir kunjungan itu untuk keuntungan Israel, bukan untuk Palestina," ucap Hidayat melalui akun Twitternya.
Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra pun turut angkat suara, menurut Fadli hal yang dilakukan Gus Yahya jelas memalukan bangsa Indonesia yang notabenenya mendukung Palestina. "Cuma ngomong begitu doang ke Israel. Ini memalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas pada perjuangan Palestina," kata Fadli dengan menyertakan #2019GantiPresiden.