Merasa Dicurangi, Capres Kongo Serukan People Power

29 April 2019 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung Pemimpin oposisi Kongo Martin Fayulu. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung Pemimpin oposisi Kongo Martin Fayulu. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Pemimpin oposisi Republik Demokratik Kongo Martin Fayulu merasa dicurangi di pilpres. Eks capres tersebut menyerukan pendukungnya turun ke jalan ikut aksi people power agar Presiden Felix Tshisekedi lengser.
ADVERTISEMENT
Fayulu menyatakan, people power telah berhasil melengserkan penguasa di Aljazair dan Sudan. Kepada ribuan pendukungnya di ibu kota Kinshasa, dirinya meminta hal tersebut dilakukan di Kongo.
"Saat ini, kita kembali menyerukan agar Felix Tshisekedi mengundurkan diri. Dia sudah menjual negara ini," kata Fayulu seperti dikutip dari AFP, Senin (29/4).
Pendukung Pemimpin oposisi Kongo Martin Fayulu. Foto: AFP
"Kalian adalah warga terkuat bahkan lebih dari militer, kami akan melakukan (people power) untuk melawan (eks Presiden) Kabila dan Tshishekendi," sambung dia.
Pilpres Kongo berlangsung pada Desember 2018 lalu. Saat perhitungan suara Fayulu berada di posisi kedua dengan 34,8 persen.
Penantangnya yang saat ini menjadi Presiden Kongo, Felix Tshisekedi, memperoleh 38 persen suara.
Hasil tersebut membuat Fayulu geram. Dirinya merasa kemenangannya dirampok. Fayulu yakin seharusnya ia memperoleh kemenangan 60 persen.
Pendukung Pemimpin oposisi Kongo Martin Fayulu. Foto: AFP
Fayulu menuduh Felix Tshisekedi kemenangannya dibantu oleh Kabila yang sudah berkuasa dengan otoriter selama 18 tahun di Kongo.
ADVERTISEMENT
Republik Demokratik Kongo merupakan negara paling miskin di dunia. Keadaan itu bertolak belakang dengan kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya.
Diduga kesalahan pengelolaan serta tindakan korupsi yang menyebabkan negara di Afrika ini berada dalam kondisi buruk.